Pekanbaru, utusanriau.co - Kota Pekanbaru diminta mewaspadai perkembangan serangan DBD. Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mencatat sejak Januari 2014 hingga Februari jumlah warga Pekanbaru yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 28.
Jumlah ini sama besarnya dibandingkan dengan kurun waktu yang sama di tahun 2013 lalu. Demikian hal ini dikatakan oleh Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Diskes, Husri, Senin(24/2) via celular.
Kata Husri, Data Kasus DBD Kota Pekanbaru per 24 Februari dibagi atas sebaran di Kecamatan terdiri dari, Kecamatan Tampan Jumlah Kasus DBD 7 orang. Marpoyan Jumlah kasus 4 orang, Rumbai jumlah kasus 4 orang, Bukitraya jumlah kasus 3 orang, Payung Sekaki jumlah kasus 2 orang, Rumbai Pesisir jumlah kasus 2 orang, Tenayan Raya jumlah kasus 1 orang, Sailjumlah kasus 1 orang, Limapuluh jumlah kasus 1 orang Pekanbaru Kota jumlah kasus 1orang Sukajadi jumlah kasus 1 orang dan Senapelan jumlah kasus 1 orang.
"Dari 12 Kecamatan yang terbanyak terjangkit DBD adalah Tampan dengan jumlah kasus 7 orang," urainya.
Seperti biasa katanya, meningkatnya kasus DBD ini di karenakan oleh musim penghujan yang terjadi di bulan Oktober, November hingga Desember .Sehingga Januari memasuki kemarau tingkat perkembangbiakan jentik Aides Agepsi meningkat. "Memang sudah trennya kasus DBD itu meningkat di awal tahun," tandasnya.
Untuk itu seperti biasa di himbau kepada masyarakat tetap waspada dan menjaga lingkungan.Tetap menerapkan 3M plus dalam memutus mata rantai DBD.
"Menguras, mengumpul dan menimbun media yang bisa menjadi sarang nyamuk adalah cara efectif membunuh telur nyamuk. Sementara foging hanyalah salah satu cara untuk membunuh nyamuk dewasa," tandasnya.
Selain itu tim juru pemantau jentik (jumantik) yang di bentuk selama ini juga bekerja memberikan sosialisasi. (ra)
