BENGKALIS, UTUSANRIAU.CO - Wakil Ketua DPRD Bengkalis, H Indra Gunawan mengatakan, realisasi dari sejumlah program pembangunan yang dijalankan Pemkab Bengkalis terlihat ngambang, tentunya skala prioritas pembangunan harus jelas sehingga mamafaan dapat di rasakan masyarakat secara rill . Hal itu terjadi, karena semua dilakukan dengan sistem "borongan" tanpa melihat dan memperioritaskan program yang memang menjadi skala prioritas pembangunan di kabupaten Bengkalis.
Menurut politisi Golkar ini, Bengkalis yang dibagi menjadi empat kawasan startegis memang dan spatutnya diimplementasikan. Persoalannya, ketika semua program atau rancangan pembangunan diimplementasikan secara bersamaan maka hasilnya tidak maksimal bahkam mengecewekan.
"Ya kita sepakat dan setuju-setuju saja katika pulau Bengkalis ini difokuskan untuk pusat pendidikan, di Bukit Batu sebagai kawasan Industri, di Rupat kawasan Pariwisata dan Mandau Pinggir sebagai kawasan transit. Yang salah menurut saya, ketika pembangunan yang dilakukan dalam satu tahun anggaran tidak terlihat skala prioritasnya, semua berjalan bersama-sama, bahkan ada yang tertinggal, "ungkapnya, Sabtu (07/03/15).
Pria yang akrab dipanggil Eet ini mencontohkan, keinginan mengembalikam kedigdayaan Bengkalis sebagai kota pendidikan. Karena kerja yang dilakukan tidak fokus, dalam waktu bersamaan juga disibukkan membangun dunia pariwisata dan mengejar ketertinggalan infrastruktur, maka hasilnya tidak maksimal.
“Ya bisa kita lihat sendiri seperti apa capaian kota pendidikan itu. Hari ini kita membaca berita kontraktor sita meja dan kursi SD, ada SD yang tidak selesai-selesai dibangun padahal lokasinya di depan mata kita, serta berbagai persoalan lain yang masih menggelayuti dunia pendidikan, ”ujar Eet.
Begitupun dua pariwisata. Bahkan untuk progam yang satu ini bisa dikatakan lebih parah dari upaya menjadikan kota ini sebagai Kota Pendidikan. Tengok saja kata Eet, pada tahun anggaran 2015 tidak ada alokasi untuk pembangunan fisik untuk pengembangan pariwisata di pulau Rupat. Yang ada hanya rehab mushalla dan membuat gardu loket di Selatbaru dan 10 gazebo yang akan dibagi di beberapa kawasn pantai.
“Belum lagi kita bicara soal pembangunan kawasan industri Buruk Bakul di Bukit Batu, atau berbagai persoalan infrastruktur termasuk juga pelabuhan roro Bengkalis-Pakning, "tambahnya lagi.
Sejatinya kata Ketua Pengprov Tarung Drajat ini, ada sekala prioritas dalam satu tahun anggaran. Misalnya ditahun pertama pengembangan pariwisata, alokasi anggaran untuk pengembangan pariwisata harus lebih besar dibanding yang lain. Sementara yang lain tetap bergerak tapi dengan porsi anggaran dibawah pengembangan pariwisata.
“Jika anggarannya terukur seperti ini dan realisasinya juga bagus, kita bisa lihat hasil disetiap berakhir tahun anggaran. Tahun pertama akan terlihat fasilitas atau pengembangan dunia pariwisata, tahun kedua pembangunan infrastruktur, tahun ketiga bisa soal pendidikan atau lainnya,”jelas Eet.
Seperti pernah diberitakan, mantan Ketua DPRD ini mengak kecewa dengan realisasi sejumlah proyek yang berada di dinas pendidikan Bengkalis. Bahkan Eet sempat mengajak merobohkan tiang-tiang gedung SD 06 Bengkalis, karena sudah tiga tahun anggaran gedung SD tersbut tidak kunjung selesai.
Tersebab dari berbagai persoalan tersebut, keinginan menjadikan Bengkalis Kota Pendidikan menurut Eet akan sangat sulit terealisasi. Dia juga menawarkan agar dinas Pendidikan tidak lagi mengurusi soal proyek fisik di tahun 2016 mendatang, selain banyak pekerjaan yang tidak selesai, mutu pendidika juga jeblok. Karena dinas yang mestinya fokus meningkatkan mutu malah disibukkan mengurusi proyek fisik. (bp)
###
