Utusanriau.co - Tidak ada wanita yang suka dengan tampilan muffin top saat mengenakan celana atau rok karena membuat dirinya kurang menarik. Muffin top terbentuk karena lemak berlebihan di daerah pinggang dan perut, sehingga tampak seperti kue muffin yang mengembang di atas cup.
Menyingkirkan muffin top tentu perlu usaha keras yaitu dengan diet sehat dan rendah kalori serta rutin fitnes atau olahraga. Tapi bagi Anda yang cukup beruntung belum memiliki muffin top, atau ingin mengurangi kelebihan lemak di area tersebut bisa mengikuti cara yang disarankan para peneliti ini.
Sejumlah peneliti asal Swedia mengungkapkan bahwa salmon dan walnut bisa mencegah pembentukan muffin top karena kaya kandungan lemak tak jenuh ganda. Mereka menemukan orang yang banyak mengonsumsi jenis lemak sehat ini ototnya lebih banyak terbentuk daripada lemak, jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi lemak jenuh.
Konsumsi lemak tak jenuh juga membuat tubuh menyimpan lebih sedikit lemak di sekitar pinggang dan organ dalam sehingga mencegah terbentuknya muffin top. Para peneliti dari Uppsala University telah mempelajari 39 pria dan wanita dewasa dengan berat badan normal, yang mengasup 750 ekstra kalori setiap harinya selama tujuh minggu.
Tujuan studi ini adalah membuat para partisipan menaikkan tiga persen berat badannya dari sejak memulai diet di hari pertama program tujuh minggu tersebut. Setengah partisipan diminta mengonsumsi kalori dari minyak biji matahari yang mengandung lemak tak jenuh ganda. Sementara sebagian lainnya menambah kalori dari minyak kelapa sawit yang mengandung lemak jenuh.
Di luar konsumsi minyak, kedua kelompok responden tersebut mengonsumsi nutrisi dan porsi yang sama seperti gula, karbohidrat, lemak dan protein. Peningkatan jumlah lemak tubuh dan distribusi lemak diukur menggunakan scan MRI sebelum dan setelah berat badan mereka naik. Penambahan massa otot juga termasuk dalam pengukuran. Peneliti juga memeriksa aktivitas gen di dalam lemak perut pra dan pasca pertambahan berat badan menggunakan chip khusus.
Hasilnya, peneliti menemukan adanya kesamaan dalam pertambahan berat badan antara grup yang mengonsumsi minyak biji matahari dengan grup minyak kelapa sawit. Namun kelompok yang mengonsumsi lemak jenuh, lemaknya lebih banyak tersimpan pada liver dan perut. Jumlah lemak tubuh yang menumpuk di dalam tubuh juga jauh lebih banyak, sementara pembentukan massa otot tiga kali lebih sedikit ketimbang grup yang mendapatkan ekstra kalori dari lemak tak jenuh.
Berdasarkan hasil studi tersebut, peneliti juga menemukan bahwa orang yang banyak mengonsumsi lemak tak jenuh ganda berisiko lebih kecil terkena penyakit jantung dan diabetes.
"Lemak liver dan visceral memang berbahaya dan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan pada metabolisme tubuh. Penemuan ini bisa jadi informasi penting bagi mereka yang menderita gangguan metabolisme seperti diabetes. Berat badan yang bertambah karena otot lebih sehat ketimbang karena lemak," jelas Ulf Riserus, profesor dari Department of Public Health & Caring Science, yang juga memimpin penelitian, seperti dikutip dari Daily Mail.
Jadi disarankan untuk banyak dan rutin mengonsumsi makanan mengandung lemak tak jenuh karena bisa 'mengubah' sifat gen di dalam lemak visceral (lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam tubuh) dan mengurangi penyimpanan lemak serta meningkatkan metabolisme gula. Lemak tak jenuh hanya terdapat pada minyak ikan (salmon, mackerel, tuna), kacang, biji-bijian dan minyak zaitun. Sedangkan lemak jenuh yang berbahaya banyak terdapat pada butter, cake, biskuit, daging berlemak, keju dan krim. (wolipop.com)
###
