ROMA, UTUSANRIAU.CO - Sebanyak 700 orang dikhawatirkan tewas setelah kapal yang membawa migran terbalik di lepas pantai Libya pada Minggu (19/4). Akibat insiden ini, negara-negara Uni Eropa didesak untuk melakukan pertemuan khusus membahas nasib para migran.
Situs harian setempat, Times of Malta melaporkan bahwa 28 orang berhasil diselamatkan dalam insiden tersebut. Kapal terbalik di daerah lepas perairan Libya atau 120 km sebelah selatan dari Pulau Lampedusa, Italia. Demikian dilansir Reuters, Senin (20/4/2015).
Status darurat dinyatakan pada tengah malam. Kapal tersebut diyakini terbalik ketika migran berpindah ke salah satu sisi kapal ke sisi lainnya saat kapal dagang mendekat.
Pejabat setempat menyatakan bahwa insiden ini bisa jadi merupakan bencana terburuk terkait krisis migran yang terjadi di kawasan Mediterania. Peristiwa ini mengundang reaksi dari Italia.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi meminta sesama pemimpin negara Uni Eropa untuk melakukan rapat darurat terkait masalah para migran dalam minggu. Demikian pernyataan yang disampaikan juru bicara Renzi kepada Reuters.
Sementara itu, Paus Fransiskus juga angkat bicara terkait insiden terbaliknya kapal migran ini. Dia mengungkapkan bahwa para migran itu tidak berbeda dengan kita.
"Mereka adalah pria dan wanita seperti kita, saudara-saudara kita yang mencari kehidupan yang lebih baik, kelaparan, dianiaya, terluka, dieksploitasi, korban perang. Mereka mencari kehidupan yang lebih baik," kata Paus kepada puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, Vatican.
Paus Fransiskus mengajak puluhan ribu orang tersebut untuk berdoa bersama bagi para korban. Ia juga meminta dunia internasional ikut beraksi.
"Saya meminta dengan tulus kepada masyarakat internasional untuk bertindak tegas dan cepat untuk memastikan bahwa tragedi tersebut tidak terulang," ucapnya. (detiknews.com)
