JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Menyambut peringatan hari Kartini yang jatuh tanggal 21 April, kader Nasyiatul Aisyiyah di Yogya menggelar refleksi. Refleksi diikuti puluhan kader Nasyiatul Aisyiyah dengan mengenakan kebaya di aula gedung Muhammadiyah Jl KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, Senin(20/4).
Tak hanya berkebaya, kader Nasyiatul Aisyiyah ini juga mengenakan kacamata yang baru dibagikan di lokasi. Kacamata ini sebagai simbol untuk memberikan sudut pandang baru tentang emansipasi perempuan. Kacamata simbol agar lebih jernih memaknai apa yang terjadi dengan hari Kartini.
Ketua umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Norma Sari mengatakan, masih banyak hal yang harus diperjuangkan perempuan. Misalnya soal afirmatif action perempuan di politik yang nada-nadanya akan dihilangkan oleh sejumlah pihak. Perlu adanya perlakuan istimewa atau afirmatif action untuk perjuangan kesetaraan perempuan.
"Bahwa startnya kita beda dengan kaum laki-laki, laki-laki sudah jalan 80 KM perjam, kita (perempuan) masih masukan gigi satu. Jadi memang harus ada afirmatif action, perlakuan istimewa, kalau tidak kita akan selalu tetinggal,"kata Norma pada refleksi hari Kartini Nasyiatul Aisyiyah 'Sudut Pandang Emansipasi' di gedung Muhammadiyah Yogyakarta.
Dan ketika perempuan masuk politik juga masih banyak pekerjaan rumah. Di parlemen misal, memang akses sekarang lebih dimudahkan. Tetapi yang menjadi sulit adalah ketika arus di parlemen belum begitu ramah terhadap perempuan. Misal kebijakan-kebijakan pro perempuan seperti isu cuti menyusui sampai sekarang belum tuntas. Dan hal itu juga tidak menjadi prioritas di prolegnas.
Norma mengatakan, kesempatan berpolitik bagi perempuan memang sudah diperbaiki. Tetapi perbaikan ini tentu harus diperbaiki juga dengan percepatan perempuan untuk mengejar afirmatif action tersebut.
"Kalau tidak nanti bisa terjadi distrust pada perempuan, karena sudah diberi ruang afirmatif action seperti dengan sistim quota ternyata tidak bisa penuhi baik kualitas maupun kuantitas,"katanya.
Bagi kader Nasyiatul Asyiyah (NA), pada peringatan hari Kartini ini adalah kader harus sadar bahwa Kartini telah mengawali perjuangan kesetaraan. Kader NA harus bisa melakukan konstektualisasi perjuangan agar menjadi elemen yang memperjuangkan ruang publik ramah perempuan dan anak. (detiknews.com)
