MEDAN, UTUSANRIAU.CO - Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) jadi tuan rumah workshop internasional pembangunan Islam VIII, 11-12 Juni 2015 di gedung pasca sarjana UMSU, Jalan Denai, Medan.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Center for Islamic Development Management Studies (ISDEV) University Sains Malaysia. Kegiatan yang bertema "Islamic Economics and Business" tersebut dihadirkan 114 pemakalah dari UMSU dan University Sains Malaysia.
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP mengatakan, kegiatan workshop tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama yang ditandatangi antara Rektor UMSU dan USM. Melalui kegiatan yang dilaksanakan diharapkan bisa memberikan masukan dan gagasan yang menjadi solusi terkait pembangunan berteraskan Islam.
Dijelaskan dia, kegiatan internasional yang digelar merupakan salah satu upaya UMSUdalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu sebagai wujud keinginan untuk ikut memberi kontribusi pembangunan masyarakat dalam lingkup nasional maupun internasional, khususnya berkaitan dengan persoalan keislaman.
Dia juga mengaku, bersyukur dalam kegiatan workshop internasional kali ini, partisipasi dosen UMSU sebagai pemakalah meningkat. Dari 114 pemakalah yang tampil menyampaikan presentasinya, 40 diantaranya merupakan dosen UMSU.
###"Peningkatan jumlah dosen UMSU yang menjadi pemakalah pada seminar internasional kali ini tentu sangat menggembirakan. Diharapkan ke depan kegiatan serupa akan berlanjut dan lebih ditingkatkan lagi," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor I, Dr Muhyarsyah, SE, MSi dalam pembukaan mengatakan, UMSU terus mendorong agar kegiatan akademik yang bersifat nasional dan internasional berkembang.
Dalam kegiatan ini akan ada banyak gagasan, ide yang diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat. Menurut dia, kerjasama yang dijalin dengan USM Malaysia memberi spirit baru bagi UMSU agar terus berbenah dan meningkatkan kualitas akademik.
Kerjasama juga diharapkan akan terus berkembang demi peningkatan kualitas akademik di kedua universitas. Sementara itu Direktur ISDEV, Prof. Muhammad Syukri Salleh dalam kuliah umum menjelaskan tentang pentingnya bagi akademisi memperhatikan aspek non teknis dalam penulisan karya ilmiah. Menurutnya, ada tujuh kesalahan dalam penulisan karya ilmiah yang perlu menjadi perhatian akademisi.
Diantaranya yakni menjadikan aktifitas menulis sebagai alat kenaikan pangkat dan jabatan di dunia, bukan alat perjuangan untuk akhirat. Maksudnya, ada akademisi yang sekadar menumpang nama dalam karya tulis orang lain, padahal tidak memiliki kontribusi ide.
"Menumpang nama dalam karya orang lain dilakukan demi memenuhi syarat kenaikan pangkat atau jabatan sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islami," katanya. Selanjutnya, menulis dengan akal dan nafsu dan mengabaikian hati. Menulis untuk popularitas individu dan merasa tidak memiliki ketergantungan kepada Allah.
"Akademisi Islam harusnya memperhatikan aspek non teknis ini karena ada banyak contoh mereka yang gagal karena merasa memiliki ilmu. Akademisi harusnya tidak mengabaikan nilai-nilai spiritual dalam aktifitas menulis," katanya. (ril/no)
###
