ROKAN HULU, UTUSANRIAU.CO -- Rumah suluk dibangun pahlawan nasional Tuanku Tambusai di Benteng Tujuh Lapis atau Benteng Aur Berduri di Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai merupakan surau suluk tertua di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
Surau suluk berlokasi di situs nasional di Kelurahan Tambusai Tengah, Kecamatan Tambusai, dulunya pernah digunakan sebagai pusat pengembangan Islam, serta tempat berkumpulnya pasukan Tambusai dalam menyusun strategi, menghadapi penjajah kolonial Belanda.
Mustamir, seorang tokoh di Tambusai mengungkapkan bahwa surau suluk Tuanku Tambusai dulunya juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya pasukan Tuanku Tambusai ketika melawan zaman kolonial.
"Selain tempat berkumpul, rumah suluk ini juga digunakan untuk tempat shalat lima waktu, pengajian dan berdakwah," kata Mustamir.
Pria ini mengungkapkan saat ini bangunan rumah suluk Tuanku Tambusai juga masih dimanfaatkan warga dan jemaah suluk untuk kegiatan ibadah suluk dan ibadah lainnya.
Pahlawan berjuluk "Tiger Van Rokan" atau "Harimau dari Rokan", julukan diberikan Belanda kepada Tuanku Tambusai, dianggap tepat, karena pasukannya sangat sulit dikalahkan dan tidak pernah menyerah kepada kaum penjajah.
Tuanku Tambusai lahir di Dalu-dalu yang kala itu bernama Nagari Tambusai, sekira 5 November 1784. Dalam memperdalam ilmu agama, dia belajar agama ke Bonjol dan Rao di Sumatra Barat. Dia banyak belajar dengan ulama-ulama Islam yang berpaham Paderi, sehingga dia mendapat gelar Fakih.
Ajaran Paderi itu ia sebarkan di tanah kelahirannya di Tambusai. Dari situlah dia membangun sebuah rumah suluk, dan ternyata diterima luas oleh warga di sekitara Benteng Aur Berduri. Namun, pada 28 Desember 1838, Belanda berhasil menembus benteng dan jatuh ke tangan Belanda.
Tuanku Tambusai sendiri berhasil meloloskan diri dari kepungan Belanda dan sekutu-sekutunya melalui pintu rahasia. Kemudian ia mengungsi di Negeri Sembilan, Malaysia, dan wafat di sana.
Sementara, anak kemenakan dari Luhak Tambusai, Alfia Chandra S.Sos mengharapkan agar Pemerintah selalu mengingat sejarah yang di ada Tambusai. Menurut dirinya, pahlawan nasional Tuanku Tambusai telah mengangkat marwah Rohul di tingkat nasional.
"Besarnya nama Tambusai tidak terlepas dari sejarah perjuangan Tuanku Tambusai dalam melawan kolonial Belanda. Dari itu sudah sepantasnya Pemerintah Daerah ikut memperhatikan nasib Benteng Aur Berduri ini," demikian harapan Chandra.***(Ar)
