Deputi Kemaritiman dan SDA Jadi Pemateri di Seminar UIR

Kalau Ekonomi Kita Tunggal, Mudah Terpukul Begitu Ada Krisis Berikut Solusinya Kata Deputi Kemaritiman dan SDA

Kalau Ekonomi Kita Tunggal, Mudah Terpukul Begitu Ada Krisis Berikut Solusinya Kata Deputi Kemaritiman dan SDA
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappemas RI, Dr. Ir. Endah Murniningtyas, M.Sc, menjadi salah satu pemakalah dalam seminar bertema "Paradigma Agribisnis Dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian 2045"###Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappemas RI, Dr. Ir. Endah Murniningtyas, M.Sc, menjadi salah satu pemakalah dalam seminar bertema "Paradigma Agribisnis Dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian 2045"###

PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO --  Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappemas RI, Dr. Ir. Endah Murniningtyas, M.Sc, menjadi salah satu pemakalah dalam seminar bertema "Paradigma Agribisnis Dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian 2045" yang dilaksanakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Rabu (09/09/2015).

Seminar yang dibuka oleh Rektor UIR, Prof. Dr. H. Detri Karya, SE., MA diadakan dalam rangka Dies Natalis UIR ke-53. Tidak kurang dari 34 peneliti dari berbagai universitas di Sumatera dan Jawa ikut mempersentasikan makalah kegiatan ini.

Kegiatan ini sendiri di taja untuk melihat potensi pengembangan sektor agribisnis sebagai penopang ekonomi Indonesia di masa mendatang. Sektor pertanian di Indonesia diharapkan mandiri dan Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pasokan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumerdaya Alam, Endah Murniningtyas, mengungkapkan, harus ada perubahan pengembangan sektor pertanian pertanian di Indonesia. Indonesia harus mampu mengembangkan seluruh komoditas pertanian untuk menguatkan perekonomian masyarakat.

Menurutnya, selama ini ada kesan sektor pertanian hanya didominasi beberapa komunitas saja. Perusahaan perkebunan misalnya lebih tertarik pada kelapa sawit dan tebu. Hal ini terlihat dari tingginya pertumbuhan dua komoditas ini. Sementara komoditas lain pertumbuhannya stagnan. Begitu juga dengan di Riau katanya, komoditas unggulannya hanya pada kelapa sawit.

###

Konsentrasi pada komoditas tertentu ini menurut, Endah Murniningtyas memiliki sisi kelemahan, yaitu rentan terhadap krisis ekonomi.

"Kalau ekonomi kita tunggal, mudah terpukul begitu ada krisis. Jadi kita harus siapkan keberagaman komoditas untuk menghindari hal itu,"katanya.

"Provinsi Riau juga begitu, tidak mungkin bergantung komoditas sawit selamanya. Jadi juga harus mengembangkan komoditas pertanian yang lainnya,"tambah Endah yang juga merupakan Ketua Pimpinan Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) ini.

Dalam mengembangkan sektor pertanian, Endah mengingatkan jangan sampai mengorbankan lingkungan. Menurutnya ketersediaan lahan sangat terbatas, oleh karenanya lingkungan harus menjadi pembatas agar tidak terjadi pencemaran.

"Masalah isu lingungan harus menjadi pembatas disamping penegakan hukum dalam pengembangan sektor pertanian ini," tegasnya.

Sementara itu, menurut Rektor UIR, Detri Karya, pengembangan sektor agribisnis tidak bisa dipikirkan saja oleh orang-orang pertanian saja. Tapi katanya, pengembangan sektor pertanian ini harus dipikirkan bersama-sama, karena ia mneyangkut kepentingan hukum, ekonomi dan sebagainya.

"Ini menyangkut masalah bersama, karena paradigma agribisnis ini saling berhubungan,"kata Rektor UIR Detri Karya, dalam sambutannya.

Dia berharap, melalui seminar ini, bisa ditemukan suatu solusi pemecahan dalam mengembangkan sektor pertanian.

"Apa yang diadakan hari ini, hendaknya dapat menjadi suatu model atau solusi pemecahan pencapaian paradigma agribisnis untuk mengangkat ekonomi masyarakat," katanya.

Bersamaan dengan kegiatan seminar tersebut, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengukuhan kepengurusan Perhimpunan Ekonomi Pertanian (PERHEPI) Cabang Riau periode 2015-2018. Hasil Musda PERHEPI Cabang Riau Maret lalu berhasil mengantarkan Djaimi Bakce sebagai ketua PERHEPI Cabang Riau.**rls/no

 

###

Berita Lainnya

Index