Rokan Hulu, utusanriau.co - Sugianto (31) orang tua dari Ali Syahputri (2), bayi yang tewas di galian proyek jalan di Desa Persiapan Bukit Senyum, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu merasa kecewa dengan pihak kontraktor. Sampai hari ini, pihak kontraktor belum meminta maaf atas insiden tersebut.
"Mereka belum ada datang ke rumah sampai hari ini. Ini yang membuat saya kecewa," kata Sugianto, Selasa (18/3/2014). Diakuinya, memang ada rencana melaporkan insiden itu kepada Kepolisian.
Ayah empat orang anak itu mengaku masih trauma atas meninggalnya anaknya Ali Syahputri. Dia mengungkapkan, pada Ahad (16/3/2014) sore lalu sekitar pukul 16.00 WIB. Anak ketiganya itu bermain dengan dua kakaknya di samping rumah dan terus dipantau dirinya.
Saat Sugianto masuk ke rumah untuk melihat istrinya Rina Kumala Sari (26) yang baru menjalani persalinan anak keempatnya. Sekitar 10 menit kemudian, saat dia keluar, Ali Syahputri sudah menghilang. Ketika ditanya, kedua kakaknya mengaku adiknya membawa cangkir akan mengambil air di parit.
"Aku langsung melihat di dalam parit. Ternyata dia sudah mengapung. Aku sendiri yang mengangkatnya dari dalam parit bang. Dalam airnya sebahuku lah,"ungkap Sugianto menangis. Dia mengakui tetangganya juga sudah dua kali jatuh ke dalam parit galian yang dalam tersebut.
Sugianto mengatakan parit itu digenangi air karena pada Sabtu malam (15/3/2014) sampai Ahad subuh hujan mengguyur daerah itu. Sebenarnya, banyak warga sudah mengeluhkan kedalaman galian proyek, mereka menilai galian sudah seperti sumur dan mengancam nyawa.
"Sejak adanya pembuatan parit yang dalam ini. Aku jadi tidak nyaman bekerja, sebab takut anak-anak bermain dekat parit. Aku sendiri sudah ceritakan kepada warga bahwa itu bukan parit, tapi sumur," tegasnya.
Atas kejadian yang menimpa anak ketiganya, Sugianto terpaksa pindah ke rumah orang tuanya yang masih satu desa. Dia mengimbau warga setempat untuk berhati-hati. Pasalnya, kedalaman parit proyek jalan sudah seperti sumur. **(Ar)
###
