JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Sekjen MPR RI Ma’ruf Cahyono meminta generasi muda agar meniru atau mengikuti jejak Herawati Diah. Di usia yang sudah cukup tua dan sangat berpengalaman, dedikasinya terhadap bangsa dan jurnalisme yang mengagungkan idealise patut ditiru.
"Indonesia patut berterimakasih kepada ibu Herawati Diah. Apa yang didedikasikan Herawati Diah adalah untuk bangsa. Sebagai generasi muda, saya ingin mengikuti jejak beliau,"tegas Maruf Cahyono saat membuka acara Bicara Buku “99 Tahun Herawati Diah, Pejuang Pers Indonesia", di Perpustakaan MPR RI, Jakarta, Kamis, (31/3/2016).
Ma’ruf memberikan apresiasi yang tinggi kepada Herawati Diah yang masih bisa hadir meski dengan kursi roda mengikuti acara secara serius dengan wajah berseri dan meninggalkan ruangan setelah tiga jam di ruangan yang cukup dingin. Di masanya Herawati adalah wartawan berbakat dan berdedikasi tinggi pada masanya.
Buku "99 Tahun Herawati Diah, Pejuang Pers Indonesia" tersebut didedikasikan sebagai rasa syukur, atas umur panjang yang disandang Ibu Herawati Diah, yang pada tanggal 3 April 2016, mendatang genap 99 tahun, segera beredar di toko buku sehingga ilmu dan pengabdian beliau bisa diserap dan diterapkan masyarakat.
Siti Latifah Herawati Diah lahir di Belitung, 3 April 1917. Dia adalah seorang wartawan Indonesia, istri dari tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan, B.M. Diah.
Menurut Ma’ruf Cahyono kegiatan bicara buku menjadi agenda rutin Perpustakaan MPRRI yang diorganisir Kepala Perpustakaan MPR RI, Roosiah Yuniarsih, M. Kom, bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak. "Pasalnya bicara buku kerap menampilkan buku-buku dari para tokoh nasional bisa menjadi inspirasi bagi semua pihak,"katanya.
Sementara dalam kesempatan sama, Herawati Diah dalam pesannya yang dibacakan oleh putra bungsunya Norman Diah menyarankan agar para wartawan menyampaikan berita secara objektif dan santun dalam berbahasa. Pendiri harian "Merdeka" dan "Indonesia Observer" itu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada wartawan yang masih mengingat dirinya dan mewujudkan kecintaan para mantan wartawan Harian Merdeka itu dalam satu buku.
"Apalagi wartawan yang ikut memberantas korupsi. Dia mengaku terkejut ketika menerima undangan, apa lagi dia diminta sebagai pembicara. Saya memenuhi undangan ini, karena saya tak bisa dipisahkan dari dunia jurnalistik,"katanya.
Toety Heraty N. Rooseno, budayawan sekaligus guru besar UI dalam kesempatan yang sama, menuturkan dirinya bertemu dengan Herawati Diah, pada tahun 1967. "Herawati Diah merupakan obor semangat,"kata Toety Heraty.
Sebelum menjadi wartawan, Herawati Diah mengenyam pendidikan tinggi di Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, kemudian melanjutkan sekolah di American High School di Tokyo, Jepang.
Atas dorongan ibunya, tak lama kemudian Herawati berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia,New York, dan lulus pada 1941. Ia pulang ke Indonesia pada 1942 dan bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku.
Ia menikah dengan B.M. Diah, yang saat itu bekerja di Koran Asia Raja. Pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka, dimana Herawati juga terlibat dalam pengembangan harian tersebut.
Pada 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955. Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen Bridge.
Acara bicara buku dihadiri para mahasiswa, mantan wartawan koran Merdeka dan pegawai perpustakaan MPR RI itu diawali dengan peluncuran buku yang disusun Tim Wartawan Merdeka Sangaji 11, diketuai Roosiah Yuniarsih dan Dasman Djamaludin.**Bam
Sekjen MPR RI Ingin Mengikuti Jejak Herawati Diah
Nikmad
Kamis, 31 Maret 2016 - 08:03:29 WIB
Maruf Cahyono saat membuka acara Bicara Buku "99 Tahun Herawati Diah, Pejuang Pers Indonesia", di Perpustakaan MPR RI, Jakarta, Kamis, (31/3/2016). ###
Pilihan Redaksi
IndexTokoh Riau Dr.drh.H.Chaidir Meninggal Dunia
6 Kepala Daerah di Kukuhkan, Inilah Penjelasan Pj Gubernur Riau
Jokowi Targetkan 16 Ruas Tol Trans Sumatera Beroperasi Akhir 2024, Berikut Lokasinya
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Tokoh
Kebenaran Tak Perlu Diteriakkan Ungkap Tokoh Riau Sayed Abubakar Assegaf
Jumat, 07 November 2025 - 08:25:22 Wib Tokoh
Bupati dan Wakil Bupati Rohil Dianugerahi Gelar Adat oleh LAMR
Kamis, 02 Oktober 2025 - 16:51:20 Wib Tokoh
Doa Lintas Agama di Polres Pelalawan: Forkopimda, Tokoh Agama, dan Komunitas Ojol Bersatu Ciptakan Kamtibmas Kondusif
Sabtu, 30 Agustus 2025 - 21:38:46 Wib Tokoh
