Siak, Utusanriau.co - Bupati Siak, H Syamsuar secara resmi membuka Pencanangan Bulan Bhakti IBI KB Kesehatan tingkat Provinsi Riau
dan tingkat Kabupaten Siak, Kamis (27/30). Kegiatan ini dipusatkan di Desa Pinang Sebatang Timur Kecamatan Tualang.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebanyak dua kali. Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala BKKBN Pusat yang diwakili Inspektur Utama Dra Mieke Selfia Sangian selaku Pembina Wilayah, Ketua IBI Pusat Dr Emi Nurjasmi MKes, Wakil Bupati Siak H Alfedri, Kepala BKKBN Provinsi Riau, Ketua TP PKK Siak Hj Misnarni Syamsuar, serta Forkopimda Siak.
Syamsuar membacakan pidato Gubernur Riau menyambut baik diadakannya pelaksanaan Bulan Bakti Pencanangan IBI KB Kesehatan ini, sebagai rangkaian dari kegiatan Peringatan Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia ke-63. Pada tahun ini mengambil tema “Penguatan Profesi untuk mempersiapkan Generasi yang Berkualitas” sekaligus mendukung percepatan pencapaian MDG’s tahun 2015.
Selanjutnya Bupati mengatakan bahwadalam menekan angka kematian ibu, bayi dan Balita dari tahun ke tahun telah mengalami perkembangan yang signifikan. "Namun perlu saya ingatkan kembali bahwa tahun 2015, yang merupakan pengukuran target kerja indicator MDG’s tinggal didepan mata, sehingga tepat sekali hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Riau kali ini mengambil tema yang saya sebutkan tadi," ujar Syamsuar.
Dijelaskan, Angka kematian Ibu (AKI) banyak disebabkan oleh empat faktor yaitu, terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran antara satu anak dengan anak yang lainnya, terlalu sering dan juga terlalu tua untuk melahirkan. Dengan ikut ber KB bisa mengurangi tingkat kematian ibu, karena dengan ber-KB pasangan usia subur (PUS) bisa memilih, menunda dan menjarangkan atau membatasi jumlah kelahiran.
Seiring dengan menurunnya angka kematian ibu, maka hal ini juga akan diikuti oleh nenurun angka kematian bayi dan juga angka kematian Balita, karena menurut pakar dan berdasarkan hasil penelitian kematian seorang ibu sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan dan kehidupan anak-anaknya.
Berhubungan dengan program KB yang mempunyai tujuan disamping mengendalikan laju pertumbuhan penduduk juga bertujuan mengurangi tingkat kematian ibu, mengurangi tingkat kematian bayi, mengurangii kematian balita, memberikan perlindungan kesehatan reproduksi, perlindungan hak ibu dan anak dan juga perlindungan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, maka perlu disampaikan bahwa berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI 2012) angka unmetneed PUS yang tidak ingin menambah jumlah anak, tapi tidak ber-KB masih tinggi yaitu sebesar 11,8 persen sementara angka pemakaian kontrasepsi secara aktif masih berkisar 54,0 persen. Angka-angka ini menunjukkan bahwa kita harus lebih bekerja keras lagi untuk mengurangi angka unmet need tersebut dan meningkatkan pemakaian konstrasepsi secara berkualitas agar tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu di provinsi Riau akan tercapai.
Bidan di pelosok-pelosok desa adalah ujung tombak terhadap keberhasilan pencapaian target-target MDG’s khususnya yang berhubungan dengan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian balita. Dengan pelayanan bidan secara berkualitas kita harapkan jumlah akseptor KB semakin menigkat dan target MDG’s pun tercapai. Ini juga sesuai dengan slogan dimana ada bidan disitu ada KB dan dimana ada KB disitu ada bidan.
"Melalui peran bidan dalam penurunan angka kematian ibu diharapkan bidan dapat menyampaikan pesa “2 anak cukup” serta menghindari “4 terlalu” kepada masyarakat. Dengan kerja keras, dengan kebersamaan kita semua, saya mengharapkan target pencapaian MDG’s yang dipatok harus tercapai pada tahun 2015 dapat kita wujudkan," jelas Syamsuar.
Kepala BKKBN Pusat yang diwakili oleh Inspektur Utama Dra Mieke Selfia Sangian mengatakan, Kabupaten Siak memberikan kotribusi kepada Nasional, melalui program PKK yang menjadi contoh bagi Nasional, melalui Bina Keluarga Balita, dan Ekonomi produktif.
Indonesia tercatat memiliki penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa sensuai sensus tahun 2010, dengan peningkatan pen 1,49 persen. Pertambahan penduduk 3,4 juta per tahun. Jumlah penduduk menjadi modal tetapi akan menjadi ancaman kalau tidak berkualitas. Dari jumlah tersebut juga terdapat problem dari segi kuantitas penduduk sesuai UU Nomor 02 tahun 1999.
Sambutan Ketua IBI Pusat, Dr Emi Nurjasmin Mkes mengatakan IBI merupakan garda terdepan pelayananan kesejatan IBU anak dan reproduksi dan KB. Sebagai kebijakan Pemerintah Kabupaten dan Dinas kesehatan program satu desa satu bidan.
Hampir semua daerah di Indonesia ada bidan. Kontribusi bidan, hampir 80 persen pelayanan kesehatan masyarakat dilayani bidan, 76 persen bidan pelayanan keluarga berencana oleh Bidan. 63 persen persalinan ditolong oleh bidan. Dari statistik ini kami dari IBI, memberikan kontribusi nyata dalam pelayan kesahatan termasuk KB, yang selanjutnya akan dilkakasnakan di semua daerah dari provinsi hingga kabupaten. Setiap tahun target bulan bakti IBI, sangat berarti untuk meningkatkan pelayan KB.
Terutama mendekatkan pelayanan Kb di daerah terpencil, yang tidak terlayani, oleh KB dan
Bidan selalu memberikan informasi jelas, sehingga ibu ibu bisa memilih alat KB yang terbaik
Sebelumnya, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pengurus Daerah Riau Kasmarni Mkes menghimbau kepada bidan di Riau selalu meng update ilmu kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pasalnya, anggaran pelatihan IBI yang dialokasikan sangat terbatas, tidak bisa menjangkau seluruh.
Dikatakannya, kegiatan Bulan Bakti IBI dan BKKBN Pusat merupakan program melayani KB kes pada setiap tahun. Kegiatan ini bersinambungan bersempena HUT IBI ke 63 yang akan jatuh pada tanggal 24 Juni 2014. Kegiatan akan berlangsung selama tiga bulan yang bertujuan kegiatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Disampaikannya, Setiap kabupaten/kota melaksanakan bulan bakti IBI dan KB kes serentak di Kabupaten Kota, sejak bulan Maret sampai Mei. Seluruh kegiatan dilaporkan kepada IBI Riau. Pada bulan Mei dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi kepada setiap cabang guna mengetahui pencapaian kegiatan.
Untuk Itu ia meminta kepada Kabupaten/kota pro aktif mengerakkan KB-Kes, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Riau, terutama dalam rangkan menvapai, MDGs 2015. Di Provinsi Riau terdapat 10 Ribu bidan, dan di kabupaten Siak memiliki 425 orang yang tergabung dalam IBi. Kegiatan lain melaksanakan seminar, Bulan Bakti adalah men udate Ilmu, pelatihan IUD dan Implan. Guna meningkatkan kompetensi bidan di Kabupaten Siak. (adv/hms)
###
