PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,15 pada Maret 2014. Inflasi di Riau ini diklaim terjadi karena bencana kasus asap di Riau selama dua bulan.
Padahal Riau berpotensi alami deflasi kalau tidak ada kabut asap ini. Karena harga-harga kebutuhan pokok seperti beras,sayuran, pete dan sebagainya mengalami penurunan harga.
Demikian dikatakan Kepala BPS Riau, Mawardi Arsyad, Selasa (1/4). Kata Mawardi, hampir semua kota di Sumatra mengalami deflasi Pekanbaru 0,15, Jambi 0,22 dan Tanjung Pinang 0,15. Inflasi Riau ini lebih besar dibandingkan inflasi Nasional sebesar 0,08.
"Rata-rata inflasi Riau pada Maret nilainya 0,15 persen, ini merupakan gabungan inflasi tiga kota yang menghitung inflasi seperti Pekanbaru 0,15, Dumai 0,24 dan Tembilahan 0,09," terangnya.
Menurut Mawardi, Inflasi kali ini Erat kaitannya dengan dua hal yakni kabut asap dan Persiapan Pemilu. Asap mempengaruhi naiknya beberapa komoditas barang di Pekanbaru.
"Oplah Surat kabar selama kabut asap tertahan, akan tetapi pasca itu meningkat tajam. Kesehatan, susu untuk balita. Ongkos bidan dan tansportasi juga meningkat karena banyak balita dan ibu hamil yang berobat Pasca asap," ujarnya lagi.
Masih katanya, Pemilu juga penyebab inflasi di Pekanbaru dimana makanan jadi alami kenaikan. Data BPS di bulan Maret nilainya 0,71 persen hampir dua kali lipat inflasi nasional. "Makanan jadi ada peningkatan permintaan saat kampanye. Makanan jadi seperti rokok kretek, Paradoksnya memang harga bahan makanan turun, kok makanan jadi malah naik," tandasnya.
Berbicara prediksi inflasi bulan April, Mawardi menambahkan, masih memperkirakan akan terjadi inflasi. Hanya besarannya tidak tahu pasti.
"inflasi masih tetap ada, karena permintaan makanan jadi banyak beredar,uang banyak beredar, masih ada, sebelum tanggal 9 April," tutupnya. (ra)
###
