OTTAWA, UTUSANRIAU.CO - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kembali mengkritik calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Obama menyebut Trump tidak pantas dijuluki populis, melainkan penganut xenofobia atau kebencian terhadap hal-hal asing.
Populis atau penganut populisme memiliki arti positif, yakni paham yang mengakui dan menjunjung tinggi hak, kearifan dan kepentingan rakyat kecil. Sedangkan xenofobia merupakan bentuk kebencian terhadap orang-orang asing maupun hal-hal berbau asing.
Ini bukan pertama kalinya Obama mengkritik atau menyinggung Trump dalam berbagai pernyataannya. Seperti dilansir Reuters, Kamis (30/6/2016), pernyataan Obama ini disampaikan saat menutup konferensi pers di tengah kunjungannya ke Kanada, pada Rabu (29/6). Obama tidak menyebut nama Trump secara langsung, namun jelas komentar ini dimaksudkan untuk mengkritik pengusaha real estate asal New York itu.
"Seseorang ... yang tidak pernah menunjukkan pengakuan untuk para pekerja, tidak pernah memperjuangkan isu-isu keadilan sosial atau memastikan anak-anak miskin mendapatkan kehidupan yang layak dan juga layanan kesehatan memadai (tidak memenuhi deskripsi populis)," sebut Obama.
"Mereka tidak secara tiba-tiba menjadi seorang populis karena mereka mengatakan hal-hal kontroversial demi memenangkan suara rakyat. Itu bukan takaran populisme. Itu nativisme, atau xenofobia. Atau lebih buruk. Atau bisa juga hanya sinisme," imbuhnya
Nativisme merupakan sikap menolak pengaruh atau gagasan baru untuk kebudayaan sendiri. Sedangkan sinisme merupakan pandangan atau sikap memandang rendah orang lain atau gagasan lain.
Obama menyampaikan komentar ini di hadapan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. "Maaf. Menjadi hak prerogatif seorang presiden yang akan lengser untuk menyampaikan keluhannya," ucapnya.
Trump berhasil mendapatkan dukungan akar rumput di kalangan Partai Republik, hingga membuatnya hampir pasti menjadi capres Partai Republik. Dalam rangkaian kampanyenya, Trump kerap melontarkan retorika kontroversial, seperti seruan melarang warga muslim masuk ke AS dan membangun tembok perbatasan antara AS dengan Meksiko. Obama sebelumnya juga melontarkan kritikan tajam untuk Trump dengan retorikanya itu.
Pekan depan, Obama akan ikut berkampanye bersama capres Partai Demokrat Hillary Clinton, yang juga mantan Menteri Luar Negeri AS. Obama akan membantu Hillary untuk meraup dukungan dari kalangan muda AS, yang selama ini banyak mendukung pesaing Hillary, Bernie Sanders. (detiknews.com)
###
