Digelar selama Tiga Hari, Malam Ini Pembukaan Ajang Teater Sumatera 2016

Digelar selama Tiga Hari, Malam Ini Pembukaan Ajang Teater Sumatera 2016
###

PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Dalam rangka Pembinaan Seni Pertunjukan Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Parekraf Provinsi Riau, Malam ini pembukaan Kegiatan Ajang Teater Sumatera 2016. Pemkukaan akan di lalukan oleh Kabid Bina Wisata Said Nafiah mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau.

Demikian disampaikan Kabid Binawisata Said Nafiah melalui Staff UPT Bandar Serai Bero.S. Sukarno, Sn,M.Sn kepada UTUSANRIAU.CO dikantornya, Jumat (16/09/16).

Menurut dia, Ajang Teater Sumatera ajang digelar selama 3 hari dari tanggal  16 - 18 Sep 2016 bertempat di Anjung Seni Idrus Tintin. Ajang Teater Sumatera  menampilkan kelompok teater terkemuka di wilayah sumatera, terdiri dari Teater Satu Lampung, Teater selembayung pekanbaru.

Teater Sakata Padangpanjang, Teater Seni Bulan Biru Bagan Siapi api , teater Payung Hitam Bandung dan Teater  matan pekanbaru. Ajang teater digelar dalam usaha memberdayakan seni serius sebaga ladang ekonomi kreatif dengan menampilkan karya serius yang bisa di'jual' tanpa mengorbanlan nolai ideal sebuah teater. 

Selain itu, pertunjukan digelar bedah karya dan menggagas peluang pasar untuk jaringan teater. Sebagai pembicara  Afrizal Malna ( budayawan, seniman teater, Jakarta) , Putu Fajar Arcana (pengamat, pemilir dan wartawan senior Kompas), Marhalim Zaini , S.Sn, MA (seniman akademisi, Riau).

RUANG DISKUSI "Ajang Teater Sumatera". Ruang apresiasi nampaknya tidak bisa dilepas dari forum diskusi dan sarasehan. Demikianlah Ajang Teater Sumatera akan mendedah dan membedah karya sebagai usaha membangun iklim teater yang kondusif. 

Banyak permasalahan teater mengemuka tetapi selalu kandas oleh keadaan yang kurang menguntungkan. Dari persoalan artistik, produktifitas dan manajemen yang amburadul. 

Diskusi sempena Ajang Teater Satera diharapkan mampu mengurai dan memutus benang kusut yang menjangkiti teater. Memang tidak mudah, tetapi minimal dari sinilah kita memikirkan bagaimana mengurus teater. 

Teater hari ini hendaknya tidak sekedar berpikir soal dapur sendiri, seni untuk seni, tetapi hendaknya sudah berfikir bagaimana teater bisa dipasarkan untuk menghidupi diri sendiri.**no

###

Berita Lainnya

Index