Fahmizal : Ekonomi Bergerak, Desa Bokor Menjadi Satu Prioritas yang Harus di Dukung Melalui BWMF

Fahmizal : Ekonomi Bergerak, Desa Bokor Menjadi Satu Prioritas yang Harus di Dukung Melalui BWMF
Penyerahan Cinderamata ###Bokor World Music Festival diakhiri dengan penampilan para musisi dan penari yang tergabung dalam Sanggar Sri Melayu###Peserta Bokor World Music Festival foto bersama Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau, Fahmizal ###

SELATPANJANG, UTUSANRIAU.CO  - Penutupan Iven Bokor World Music Festival 2016 sebagai ajang musisi lokal maupun mancanegara menampilkan karya seni berupa, musik, suara, dan tarian berlangsung meriah. Penutupan langsung dilakukan oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs Said Hasyim bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, Fahmizal.

Hadir dalam penutupan iven bertaraf internasional yang digelar di Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Senin malam, (21/11/16) itu Kapolres Meranti AKBP Barliansyah SIK, Anggota DPRD Meranti, Ardiansyah, Perwakilan Kejari Selatpanjang, Danramil Selatpanjang, Kepala SKPD, Sekretaris Dinas Pariwisata Kepulauan Meranti, Drs Ismail Arsyad, Camat Rangsang Barat Said Jamhur, Kabag Humas Helfandi, para Camat dan Kades se-Kabupaten Meranti, Ketua Panitia Sopandi, Kades Bokor Aminullah dan lainnya.

Wabup mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mensukseskan terselenggaranya Bokor World Music Festival, khususnya para seniman yang telah datang dari berbagai negara dan daerah di Indonesia. Ia menilai iven ini merupakan sebuah potensi yang layak dipelihara dan dikembangkan.

Menurutnya, meski Bokor merupakan sebuah kampung terpencil, namun menyimpan sebuah potensi besar. Hal itu dibuktikan dengan besarnya perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. "Bokor meski sebuah kampung terpencil namun menyimpan mutiara terindah," ujarnya.

###

Dalam rangka mengembangkan Bokor sebagai destinasi wisata di Provinsi Riau, Wabup menekankan perlunya kesiapan masyarakat dalam menerima itu. Bagaimana berprilaku dan memperlakukan wisatawan dengan memberikan kesan pertama yang baik sehingga mau kembali berkunjung.  

"Kita ingin menjual jasa, kepercayaan dan rasa senang. Untuk itu kita harus pandai menjaga hati, jangan sampai tamu yang datang kecewa, sekali kecewa maka cerita itu akan berkembang, apalagi yang datang para seniman yang banyak koneksi. Begitu juga sebaliknya kalau mereka senang tentu akan bercerita kepada semua orang, tunjukan keramah-tamahan, sopan santun, kebersihan dan jangan pernah bikin susah pengunjung apalagi sampai membohongi," jelas Wabup.

Wabup juga mengajak masyarakat untuk mempertahankan adat istiadat dan bisa mensosialisasikan adat istiadat itu kepada para tamu yang datang. Kedepan Pemda Meranti akan berupaya menjual potensi wisata Bokor kepada biro perjalanan dan akan membangun homestay yang nyaman bagi pendatang. 

"Kita akan berupaya menjual potensi ini kepada Biro Perjalanan, yang terpenting untuk diadakan yakni fasilitas air bersih dan jamban yang layak, nantinya kita akan merenovasi rumah masyarakat untuk dijadikan Homestay oara turis," ungkapnya.

Sementara Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau, Fahmizal mengharapkan iven ini mampu mengembangkan kreatifitas seni para seniman. Karena kegiatan itu juga dihadiri oleh para musisi dari 6 negara yang dapat dijadikan perbandingan bagi perkembangan musik daerah. 

"Semoga kegiatan ini mampu menjadi daya dorong bagi para seniman daerah, untuk lebih berkreasi melahirkan berbagai karya seni," ujarnya.

Berkaitan dengan ekonomi kreatif, dijelaskan Fahmi, baru-baru ini telah ditandatangani MoU antara Gubernur Riau dengan Bupati/Walikota se-Provinsi Riau untuk mengembangkan wisata di Riau. Hal itu sejalan dengan nawacita pemerintah saat ini yang meletakan sektor pariwisata sebagai prioritas. 

"Seiring itu pula Provinsi Riau 9 agustus lalu telah mencanangkan pariwisata berbasis budaya sebagai lokomotif penggerak ekonomi masyarakat, artinya pariwisata merupakan masa depan Riau kedepan," jelas Fahmi.

###

Menurutnya potensi minyak bumi Riau lama-kelamaan akan habis dan menjadi masa lalu, salah satu sektor lain yang harus digali dan semakin digali akan mendatangkan income bagi masyarakat dan daerah adalah sektor pariwisata.

"Dalam hal ini Desa Bokor menjadi satu prioritas yang harus didukung melalui BWMF sebagai aktivitas pendorong dan penggerak ekonomi masayarakat khususnya di Meranti," ucap Fahmi seraya berharap komitmen yang kuat dari Pemprov Riau dan Pemda Meranti menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi daerah.

Untuk mensukseskannya, menurut Fahmizal, diperlukan peran dari 5 pihak yakni Pemerintah, Akademisi, Dunia Usaha, Komunitas serta Media Masa yang memberikan info sejelas-jelasnya terkait potensi pariwasata untuk diketahui orang luar. Sehingga berkeinginan untuk mengunjungi, begitu juga pemerintah dan lainnya.

Disamping itu, Ia juga sempat mengingatkan, jangan menyepelekan hal-hal kecil seperti keramah-tamahan, toilet, serta air bersih agar siapapun yang datang merasa nyaman dan ingin tinggal lebih lama.

Dapat disampaikan pula, beberapa waktu lalu, Pemprov Riau bersama Pemda Meranti telah berhasil meraih rekor Musium Rekor Indonesia atas Cipta 369 Kuliner Sagu Baik Makanan maupun minuman. Hal itu menurut Fahmi juga dapat menjadi modal untuk mengangkat pariwisata.

"Ini modal bagi kita untuk menjual makanan yang berbasis Sagu, karena wisatawan yang datang tidak terlepas dari kuliner, disinilah peran SKPD terkait, Komunitas dan masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi ini dalam mendorong meningkatnya ekonomi masyarakat," jelasnya lagi.

Dia juga berjanji akan berupaya untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bokor. Salah satu upaya yang dilakukan dengan bekerjasama dengan travel agent serta asosiasi yang bergerak dibidang pariwisata untuk mempromosikan Bokor hingga ke mancanegara.

Selain itu juga Disparekraf Riau juga akan berkoordinasi dengan Kemenpera untuk membangun sarana pendukung, seperti homestay dengan merenovasi rumah penduduk sesuai standar. Sehingga para wisatawan merasa nyaman. 

"Yang terpenting sarana air bersih dan toilet harus tersedia, dan kita akan merenovasi rumah-rumah warga melalui dukungan Kemenpera RI, sehingga layak dijadikan Homestay," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Fahmi juga menyinggung kopi Liberika asal Meranti yang sangat nikmat. Menurutnya kopi tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan karena tidak kalah dengan kopi Aceh yang telah menjadi menu andalan kopi Starbuck. "Kedepan Kopi Liberika Meranti akan kita upayakan pengembangannya dalam upaya mendukung pariwisata dinegeri Sagu," ungkapnya.

Acara penutupan Bokor World Music Festival diakhiri dengan penampilan para musisi dan penari yang tergabung dalam Sanggar Sri Melayu lewat tarian Riau Satu, kolaborasi beberapa musisi dari Wales, Polandia, Subang Boyolali dan Solo, penampilan Rumah Musik Tradisi Malang Featuring Sanggar Bathin Galang, Etlabora Poli dari Jawa Barat, Persahabatan Project Prancis, Kalila Project Music Medan, Riau Return Cambers Indonesia, Steve Can Wals Rumania, Made In Made dari Aceh.**Adv/Rahmad

###

Berita Lainnya

Index