WASHINGTON, UTUSANRIAU.CO - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mencetuskan bahwa pemerintah AS tidak perlu harus berpegang pada kebijakan lamanya bahwa Taiwan sebagai bagian dari 'satu China."
Dalam wawancara di acara televisi "Fox News Sunday", Trump mempertanyakan kebijakan AS mengenai Taiwan yang telah berlangsung selama hampir empat dekade. Komentar itu disampaikan Trump setelah dirinya memicu protes dari pemerintah China atas keputusannya untuk menerima telepon dari presiden Taiwan pada 2 Desember lalu.
"Saya sepenuhnya memahami kebijakan 'satu China', namun saya tidak tahu mengapa kita harus terikat pada kebijakan 'satu China' kecuali kita membuat kesepakatan dengan China mengenai hal-hal lain, termasuk perdagangan," ujar Trump kepada Fox seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (12/12/2016).
Dalam wawancara di Fox tersebut, Trump mengkritik China atas kebijakan mata uangnya, aktivitasnya di Laut China Selatan dan sikapnya terhadap Korea Utara (Korut). Trump juga menegaskan, soal apakah dia akan menerima telepon dari pemimpin Taiwan, bukanlah urusan China.
"Saya tidak ingin China mendikte saya dan itu panggilan telepon untuk saya," tutur Trump. "Itu telepon yang sangat bagus. Dan mengapa negara lain bisa mengatakan saya tak bisa menerima sebuah telepon," imbuhnya.
Isu Taiwan merupakan isu sensitif bagi China. Selama ini, pemerintah Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan suatu saat harus kembali ke pangkuan China, bahkan jika perlu dengan kekerasan. (detiknews.com)
###
