UTUSANRIAU.CO - Penyakit jembrana merupakan penyakit viral pada sapi, biasa ditemukan pada sapi bali, ditandai dengan berbagai gejala seperti depresi, anoreksia, demam, perdarahan ekstensif di bawah kulit, dan kebengkakan kelenjar limfe. terutama limfoglandula prefemoralis dan preskapularis serta adanya diare berdarah. ditemukan juga pada banyak kasus penyakit yang disertai perdarahan kulit, sehingga penyakit ini juga disebut sebagai penyakit keringat darah.
etiologi
Penelitian tentang penyebab penyakit jembrana masih terus dilanjutkan, dengan cara pelacakan susunan DNA untuk membuktikan bahwa virus jembrana adalah virus baru dari grup Lentiviridae. Penemuan tentang virus penyebab jembrana ini menarik perhatian dunia dikarenakan virus penyebab penyakit.
ini satu kelompok dengan virus HIV penyebab AIDS pada manusia. ada banyak bukti yang menunjang bahwa virus jembrana merupakan virus yang menyebabkan imunodefisiensi pada khususnya sapi bali.
gejala klinis
Ternak yang terserang penyakit jembrana menunjukkan kenaikan suhu badan yang tinggi, berkisar antara 40-42 derajat C, disertai dengan kelesuan dan kehilangan nafsu makan. Tanda tersebut disusul dengan pengeluaran ingus yang berlebihan, lakrimasi dan hipersalivasi. Pada awalnya ingus bersifat encer dan bening, akan tetapi lambat laun ingus tersebut berubah menjadi kental seperti cairan mukosa. Gejala selanjutnya adalah pembengkakan dan pembesaran kelenjar limfe superfisial.
salah satu gejala yang mencolok pada hewan yang menderita penyakit ini adalah berkeringat darah. Keadaan ini biasanya terlihat sewaktu dan setelah demam, dan berlangsung 2-3 hari lamanya. kira kira 7% hewan yang bersuhu badan 41 derajat Celcius menunjukkan gejala tersebut. Gejala ini terutama ditemukan di daerah panggul, punngung, perut dan skrotum. Keringat yang encer, seperti air dan berwarna merah seperti darah bilamana masih segar, dan menetes dari permukaan kulit melalui sepanjang bulu rambut.bila keringat menempel pada batang rambut sebagai kerak berbintil bintil dan tidak lepas bila diusap dengan tangan.
diagnosis
Seperti yang telah diutarakan, bahwa sapi bali merupakan bangsa sapi yang paling peka terhadap penyakit jembrana. di lapangan diagnosis ditentukan dengan melihat gejala klinis yang ada. konfirmasi untuk meneguhkan diagnosa bisa dilakukan dengan uji ELISA dan AGP ( Agar Presipitation Gel ) di laboratorium. Uji ELISA terbukti lebih memberikan hasil yang memuaskan daripada AGP.
Kadangkala di lapangan penyakit jembrana dapat dikelirukan dengan penyakit lain seperti penyakit ingusan, yang mungkin diderita oleh ternak sapi bali yang banyak berhubungan dengan domba, dan bukanlah hal yang mustahil kedua penyakit viral ini dapat ditemukan bersamaan di suatu daerah.
Terapi dan Pengendalian Penyakit Jembrana.
Sampai saat ini belum diketahui adanya kemoterapetika yang dapat membunuh virus jembrana. karena biasanya infeksi ikutan oleh kuman selalu terjadi, pengobatan ditujukan terhadap infeksi sekunder tersebut dengan menggunakan antibiotika berspektrum luas. selain pemberian robonsia dan cairan elektrolit peru dipertimbangkan.
untuk pengendalian saat ini dugunakan vaksin jembrana, yang dipersiapkan dari plasma hewan yang diinfeksi secara buatan. Vaksin yang sekarang beredar di pasaran adalah vaksin yang diproduksi oleh BCDIU Denpasar.**source: http://tentanghewan.com/
###
