Dua Pasien Psikosis Asal Meranti Dibawa ke RSJ Tampan

Dua Pasien Psikosis Asal Meranti Dibawa ke RSJ Tampan
Dua Pasien Psikosis Asal Meranti Dibawa ke RSJ Tampan/ Net###

SELATPANJANG, UTUSANRIAU.CO  - Dua pasien Psikosis (gangguan jiwa dan mental, red) di Kabupaten Kepulauan Meranti dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru. Pasien ini dibawa atas pengajuan pihak keluarga ke Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kepulauan Meranti.

Saat dikonfimasi pekan lalu, Plt Kepala Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kepulauan Meranti, Drs Asroruddin melalui Kabid Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial, Irwan Susanto membenarkan hal itu.

Secara prosedur tetap (protap), Irwan menjelaskan, pihaknya membawa dua pasien psikosis tersebut didampingi dengan pihak dinas, pengamanan (Satpol PP), dan pihak keluarga pasien. Di RSJ, pasien dilakukan pengecekan kondisi kesehatan dan psikosisnya oleh dokter spesialis syaraf dan psikolog.

Jika perlu penanganan lebih lanjut, maka akan dirawat inap atau direhabilitasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Namun, jika tidak, dilakukan rawat jalan saja.

"Satu pasien sedang menjalani rawat inap (rehabilitasi), sementara satunya lagi disarankan dokter untuk rawat jalan," ujar Irwan, yang juga ikut mendampingi pasien ke RSJ.

Menurutnya anggaran yang meliputi biaya rehabilitasi, akomodasi, transportasi selama perjalanan pergi dan pulang ditanggung oleh dinas. Jika dalam proses rehabilitasi dokter menyimpulkan pasien sudah dalam fase membaik, maka akan dipulangkan dan itu tetap ditanggung.

Mantan Sekcam Tebingtinggi Barat itu juga sangat menyayangkan adanya kendala yang mengakibatkan anggaran untuk program dibidangnya hingga saat ini belum cair. Namun, mengingat agar pasien diupayakan tetap bisa dibawa ke RSJ, ia mengakui semua biaya itu menggunakan uang pribadi dahulu.

"Kita pakai dana sendiri dulu, itupun terbatas. Kita cukupkan untuk membawa pasien sebisanya sesuai dengan dana, makanya kita bisa bawa dua pasien saja. Sementara untuk anggaran di program belum cair," ungkap Irwan.

"Sebelumnya kita sudah mengajukan (angka anggaran ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), baru pengajuan UP, tapi dana tersebut belum masuk ke kas kita. Kata mereka ada beberapa anggaran yang belum ditransfer oleh pusat," akunya lagi.

Lebih jauh, Ia mengatakan, dengan pagu anggaran sekitar Rp 87 juta itu masih dibilang belum mencukupi kebutuhan untuk menangani orang yang mengalami gangguan psikosis ini. Dengan begitu, ia berharap untuk kedepan Meranti bisa mempunyai rumah singgah rehabilitasi sementara.

"Angka tersebut bisa dikatakan tidak sebanding dengan banyaknya orang di Meranti ini yang mengalami gangguan psikosis. Kedepan saya harapkan Meranti mempunyai minimal rumah singgah rehabilitasi sementara," tuturnya. Rd

###

Berita Lainnya

Index