Pekanbaru, utusanriau.co - Jika pertengahan Februari 2014 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru tahun 2014 tidak juga di sahkan. Walikota Pekanbaru Firdaus MT, siap menerbitkan Peraturan Walikota (perwako) penggunaan APBD.
Sikap ini diambilnya karena pembangunan Kota Pekanbaru tidak bisa menunggu lama-lama lagi. Karena sudah banyak kerugian yang di timbulkannya. Selain terhambatnya perekomian Pekanbaru. Juga sudah menyebabkan SKPD menunggak , khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang sudah berhutang untuk menutupi biaya operasional.
"Biasa kita paling lambat Desember sudah ketuk palu. Ini 3 Februari malah tidak jelas. Bamus juga untuk masa sidang Februari di susun jadwalnya," ujar Wako setengah kecewa.
Kata Firdaus MT, keterlambatan ini sudah menyebabkan kendala bagi operasional angkutan sampah. Sehingga operasional sampah kini harus berhutang dulu baik untuk bahan bakarnya dan spare partnya.
Belum lagi honor THL kebersihan di semua SKPD yang jumlahnya mencapai 2.000an orang dikali dua bulan dimana harus di carikan pinjamannya .Apalagi gaji mereka yang kecil sangat berarti.
"Jadi harapan kita tim panggar dan legislasi menyelesaikan ini dengan baik. Sebenarnya secara teknis tidak ada masalah, saya Æäªîš• ngerti juga," ujarnya Galau.
Ketika di tanyakan bahwa keterlambatan ini karena adanya revisi anggaran dari Rp2,7 Triliun menjadi Rp 2,9 Triliun yang belum di laporkan ke Dewan, Firdaus MT, kembali menegaskan sebenarnya ini tidak perlu di bahas di media dan di perdebatkan seperti berbalas pantun.Kalau duduk bersama Ia yakin ini bisa di selesaikan dengan cepat."Solusinya duduk bersamalah," tandasnya.
Saat ditanyakan alternatif lain yang dapat di lakukan Walikota jika hal ini tidak juga ada solusi, Firdaus MT, menegaskan, memang secara aturan dirinya bisa mengeluarkan perwako terkait APBD 2014. Namun besaran APBDnya akan sama dengan APBD tahun sebelumnya yakni Rp2,5 Triliun.
"Kalau Februari APBD 2014 belum juga di sahkan, perwako sudah bisa kita terbitkan dengan besaran anggaran sama dengan tahun lalu Rp2,5 triliun," tandasnya. (ra)
