UTUSANRIAU.CO - Saat tersedia dua pilihan makanan di atas meja, antara makan ayam goreng tepung atau salad sayuran, sebagian besar orang yang merasa kelaparan umumnya akan memilih menu pertama. Ya, junk food memang lebih menggugah selera untuk dimakan ketimbang makanan sehat dan itu merupakan insting alami manusia yang wajar.
Tapi ada sebab di balik kenapa orang lebih tertarik makan makanan enak tapi tidak sehat daripada makanan sehat. Ternyata hasrat makan ini merupakan turunan dari nenek moyang manusia sejak berabad-abad lalu. Ada penjelasan biologis kenapa sebagian besar orang lebih suka makan es krim ketimbang brokoli. Menurut Marcia Pelchat, psikolog makanan di Monell Chemical Senses Center, Philadelphia, seperti dikutip dari CNN, "Di zaman pra sejarah, orang tidak punya cukup makanan untuk dimakan. Jadi mereka mencari makanan yang berlemak."
Agar tidak mati karena kelaparan, otak pada manusia zaman purba secara otomatis dirancang untuk mencari makanan yang kaya kalori agar perut terus merasa kenyang dan tenaga tetap kuat seharian. Hal ini menjelaskan kenapa di zaman sekarang gambar cake cokelat di atas piring terlihat sangat menggoda, atau donat dengan topping berwarna-warni membuat Anda kalap ingin membeli dan memakannya.
Pada zaman pra sejarah, manusia tidak harus khawatir tubuhnya akan gemuk dan menjadi tidak sehat meskipun mengonsumsi banyak makanan berlemak dan berkalori tinggi. Sebab kalori dan lemak yang mereka konsumsi langsung terbakar. Tubuh mereka digunakan untuk aktif bergerak dari pagi hingga malam hari. Mereka juga berjalan atau berlari dari satu tempat ke tempat lain, dengan jarak yang berjauhan.
Sementara di zaman sekarang orang cenderung malas untuk bergerak dan berolahraga, sedangkan makanan berkalori dan berlemak tinggi tetap dikonsumsi secara berlebihan. Hasilnya berbagai penyakit mudah datang dan kegemukan pun tak terelakkan. Meskipun hasrat makan junk food sudah mendarah daging sejak dulu, Marcia punya tips agar Anda bisa lebih tertarik mengonsumsi makanan sehat.
Ketika dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan terus menerus, orang secara otomatis akan menginginkan lagi makanan tersebut. Dalam sebuah penelitian, Marcia memberikan minuman rasa vanilla yang rendah lemak kepada sejumlah responden. Setelah mengonsumsinya setiap hari selama dua minggu, sekitar 1/3 responden merasa 'ketagihan' dengan minuman tersebut meskipun menurut mereka rasanya "Seperti ada kapurnya dan tidak terlalu enak."
Penelitian di Jepang juga menunjukkan bahwa hasrat makan makanan tertentu juga dipengaruhi oleh lingkungan. Sebuah studi di Tohoku University menemukan bahwa banyak wanita Jepang yang memiliki nafsu makan besar terhadap sushi, makanan tradisional mereka.
"Penemuan ini membuktikan bahwa hasrat makan terhadap makanan tertentu juga dipengaruhi oleh tradisi dari pembuatan makanan dan budayanya," ujar penulis penelitian.
Ini dia tiga strategi untuk melatih otak agar jadi lebih menginginkan makanan sehat daripada junk food, yang disarankan pakar nutrisi Susan Roberts dari Tufts University kepada para kliennya. Inti dari strategi ini adalah berkelanjutan dan dalam porsi yang besar.
1. Detoksifikasi Lemari Makanan
Singkirkan permen cokelat, camilan mengandung MSG, cake dengan krim, cokelat batangan, es krim, permen dan semua junk food lainnya dari lemari makanan maupun kulkas Anda. Gantikan dengan buah-buahan, sayuran segar dan makanan jenis whole food, bukan processed food yang sudah diberi perasa tambahan dan pengawet makanan. Jika tetap ingin makan es krim atau cokelat, cukup simpan untuk dikonsumsi sekali selama sebulan.
2. Bawa Makanan Sehat Kemanapun
Bawa selalu makanan sehat saat Anda bepergian. Misalnya sebutir apel di dalam tas, buah dan sayuran potong di kotak makan siang atau sekantung buah kering. Ngemil makanan sehat akan menjauhkan Anda dari keinginan makan junk food saat berada di luar rumah.
3. Makan Junk Food Boleh Saja, Asal...
Selama dua minggu pertama dalam strategi dietnya, Susan menyarankan kliennya untuk menghindari makanan tidak sehat. Cara ini membantu membiasakan lidah agar tidak selalu mengiginkan makanan yang enak tapi tidak sehat. Setelah dua minggu, Susan membolehkan kliennya untuk makan makanan kesukaan, tapi tidak lebih dari 100 kalori setiap kali makan, dan hanya dikonsumsi terakhir setelah makanan utama habis. Dengan begitu perut yang telah kenyang akan berkurang hasrat makan junk food-nya. (wolipop.com)
