TAMBANG,UTUSANRIAU.CO -- Dugaan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh istri Bupati Kampar Hj Eva Yuliana dan Ajudannya Bripka Fery mendapatkan perhatian dari berbagai elemen masyarakat dengan turun ke jalan melakukan aksi demo di dekat pasar sebelum jembatan danau Bingkuang, KM 32, Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Rabu (4/6/2014) pagi hingga siang.
Pantauan wartawan, dilokasi aksi demo ini mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian Polres Kampar sehingga aksi berjalan aman dan damai sampai akhir.
Tampak Dirbinmas Polda Riau Kombes Pol Sugiyono, AKBP Ibrahim, Waka Polda Riau Kompol Anuardi, Kabag Ops Kompol Marto Harahap, Kabag Ren Kompol Martion, Kasat Reskrim AKP Herfio Zaki, Kasat Intel, Kasat Lantas AKP Alex Shandy Siregar, Kapolsek Tambang AKP Sumarno, dan dibantu anggota Polres Kampar.
Aksi demo ini dilaksanakan dengan menyampaikan dan mengecam tindakan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh istri dan ajudan bupati Kampar terhadap pasangan suami istri warga desa Pulau Birandang, kecamatan Kampar Timur, karena permasalahan lahan sehingga menyebabkan terjadi penganiayaan tersebut, Sabtu (31/6/2014) sore.
Dalam aksi tersebut, turut serta elemen mahasiswa yang tergabung dan menamakan dirinya Gerakan Rakyat Kampar (GERAK).
Dalam orasinya yang dilontarkan para pendemo menuntut Polres Kampar segera tangkap Jefry, istrinya dan ajudannya dan dihukum seberat-beratnya. Mendesak segera mundur Jefry Noer dari jabatannya karena meresahkan rakyat Kampar. KPK usut tuntas kasus Bupati Kampar.
Elemen mahasiswa yang tergabung dalam GERAK adalah HMI MPO Cabang Pekanbaru, FKMKI, IPMK Pekanbaru, IPMRS Pekanbaru, HMOK, Dema UIR, GPAS, Hippermaski.
Aksi ini sempat terjadi negosiasi antara Polisi dan GERAK, namun tidak dihiraukan oleh pendemo. Aksi tetap berlangsung dibawah pengawalan ketat.
Dalam aksinya, mahasiswa menutup jalan sehingga terjadi antrian panjang kendaraan lalu ditambah dengan hari pasar di Tambang.(rief)
###
