UTUSANRIAU.CO - Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan negara eksportir kelapa sawit terbesar di dunia. Berdasarkan data BPS pada tahun 2017 volume ekspor minyak kelapa sawit adalah sebesar 29.071 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar 20.724 juta US Dollar.
Dengan peluang pasar yang besar dan produksi kelapa sawit yang berkembang setiap tahunnya menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas yang sangat menguntungkan sebagai penghasil devisa negara.
Provinsi Riau merupakan provinsi penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Pada 2017 Riau menghasilkan 7,72 juta ton kelapa sawit, yakni 22,4% dari produksi total di Indonesia.
Sejalan dengan produksinya yang besar, luas perkebunan sawit di Provinsi Riau merupakan yang terluas di Indonesia, dengan luas areal perkebunan sawit seluas 2,26 juta hektar.
Produksi kelapa sawit di propinsi Riau tersebar di semua kabupaten kecuali di Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan luas lahan dan produksi kelapa sawit terbesar berada di Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar.
Setiap tahun produksi kelapa sawit terus meningkat di iringi dengan peningkatan areal kela pasawit. Dari tahun 2015 hingga tahun 2018 luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi riau sendiri mengalami peningkatan sebesar 53 ribu hektar. Lalu apakah peningkatan areal kelapa sawit setiap tahunnya berdampak positif bagi petani perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau.
Petani sawit di Riau umumnya menjual sawit dalam bentuk TBS ( tandan buah segar), yaitu masih dalam keadaan buah menempel pada tandan sawit.
TBS yang di panen kemudian di serahkan kepada toke (pengepul) yang membeli TBS dengan harga menyesuaikan harga di pabrik dan biaya pengangkutan.
Harga di pabrik sendiri umunya melihat perkembangan harga CPO (crude palm oil)dunia. Harga kelapa sawit masih sensitif terhadap hukum permintaan dan penawaran.
Sesuai dengan teori penawaran di mana semakin banyak barang yang tersedia maka akan menurunkan harga barang. Hal ini terjadi pada harga sawit di Riau yang masih rendah jika di bandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dengan bertambahnya areal luas lahan perkebunan kelapa sawit dan produksi kelapa sawit yang terus meningkat tidak selamanya menguntungkan bagi petani sawit.
Perkebunan rakyat sendiri pada tahun 2017 hanya sebesar 36,9% dari total luas area lahan di Indonesia. Kebakaran hutan di Riau yang mungkin saja akan menjadi perkebunan kelapa sawit, akan meingkatkan produksi kelapa sawit untuk beberapa tahun kedepan dan dapat membuat harga kelapa sawit menjadi bertambah rendah.
Untuk itu demi meningkatkan kesejahteraan petani sawit pemerintah harus berfokus kepada bagaimana meningkatkan harga sawit baik itu melalui peraturan pemerintah atau mendirikan badan usaha yang bisa menampung hasil produksi kelapa sawit.
CPO sendiri dapat di jadikan menjadi berbagai macam produk jadi yang dapat menambah nilai jual kelapa sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun mandi dll. **
Oleh :Fajar Rakha Pratama
###
