Abrasi Pantai Wisata Senekip Bantan Semakin Tak Terbendung

Abrasi Pantai Wisata Senekip Bantan Semakin Tak Terbendung
Abrasi Pantai Wisata Senekip Bantan Semakin Tak Terbendung

UTUSANRIAU.CO. BANTAN - Abrasi masih terus menggerogoti disepanjang pantai di Kecamatan Bantan. Bahkan abrasi per tahunnya mencapai 10 meter. Hal ini terjadi di bibir pantai Tanjung Senekip, Desa Telukpambang.

Pantai Wisata baru diresmikan Pemkab Bengkalis ini kondiainya sudah mengkhawatirkan. Apalagi beberapa pohon mangrove sebagai penyangga bibir pantai sudah tumbang akibat abrasi.

Sejak 2019 hingga awal tahun 2020 ini sudah tiga kazebo terjun ke laut akibat hempasan gelombang.
"Parah pantai kami dah. Sebelum diresmikan sesai atau tebing masih utuh. Sekarang sudah 10 meter terjun ke laut," kata Ismail juga pemuda penjaga Pantai Wisata Senekip.

Keadaan diperparah dengan bertubangan  pepohonan akibat kikisan gelombang pasang naik."Tengoklah sendiri banyak pohon kayu tetonggeng (tumbang, red)," kata pemuda yang akrab dipanggil Sulung ini lagi.

Diceritakannya jika pasang naik besar air bahkan sudah mendekati kazebo yang dibangun Pemkab Bengkalis tahun 2019 lalu. "Sekarang kalau air pasang besar langsung naik ke atas darat. Semalam air sudaj mensekati kazebo permanen yang dibangun pemerintah," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut tentu harus dibangun bronjong, turap atau pemecah gelombang. "Dapat diatur batu disepanjang bibir pantai ini yakin tak ade tanah runtuh lagi. Tapi kalau dibiarkan audahnya tinggal name pantai ni," jelasnya lagi.
Hal serupa disampaikan Solihin, menurut dia abrasi sudah parah. "Sudah tiga kazibo terjun ke laut. Kalau dibiarkan yakin beberapa kazibo akan hilang. Ini haris segera diambil kebijakan membangun turap sementara. Jelang ade kegiatan dari pemkab," jelas peria yang akrab disapa Lihin.

Pantauan Utusanriau.co di lapangan kondisi abrasi di Pantai Senekip beberda dengan awal tahun 2019 lalu. Sebelumnya sepanjang bibir pantai dipenuhi tanah sesai. Namun kemarin sudah terlihat tunggul kayu.
Batang mangrove (jenis bebetak) tumbuh rapat dan berjejer di sepanjang pantai sekarang sudah jarang. Terlihat pohon bebetak tersebut rersungkur akibat hempasan gelombang.

Menyikapi hal ini Ketua DPRD Bengkalis H Khairul Umam Lc MSy menegaskan jika mengkhawatirkan Pemkab Bengkalis harus mengambil langkah cepat. Paling tidak melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan memasukkan dalam program pembanguan prioritas di tahun 2021 mendatang. "Kalau sudah 10 meter per tahun abrasinya. Tentu sangat mengkhawatirkan. Jadi Pemkab segera ambil langkah, agar abrasi tak semakin parah," harap Khairul Umam.

Dia juga menegaskan kalau program mengatasi abrasi ini ada dananya di kementerian dan Pemprov Riau."Jadi kejar ini dan dapatkan. Diharapkan Pemkab harus giat untuk menjemput program seperti ini di pusat. Jadi tak berharap penuh dengan APBD," jelasnya.

"Yakin jika ditangani dengan APBD Bengkalis saja tak mampu. Jadi kejar di APBN dan APBD Provinsi," jelasnya.
Jadi kedepannya menjadi skala prioritas harus dituntaskan untuk Pukau Bengkalis, Rupat dan Bukitbatu persoalan abrasi. Sedangkan mandau masalah banjir. (yul)

 

Berita Lainnya

Index