PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Universitas Riau (UR) akan menerjunkan sekitar 800 mahasiswa dalam program kuliah kerja nyata di daerahrawan kebakaran lahan dan hutan untuk mengantisipasi potensi munculnya kebakaran pada pertengahan 2014 akibat El Nino.
"Ada sekitar 800 mahasiswa pada kuliah kerja nyata pada akhir Juni ini diterjunkan ke daerah-daerah rawan kebakaran untuk melakukan apapun yang bisa untuk mencegah terulangnya bencana asap," kata Sekretaris Satgas Solusi Tuntas Bencana Asap Universitas Riau (UR), Dr Haris Gunawan pada diskusi antisipasi bencana asap Riau di Pekanbaru, Rabu, (11/06/2014).
Ia mengatakan UR untuk pertama kali membentuk Satgas STBA saat bencana asap melanda Riau pada awal tahun ini. Satgas tersebut diharapkan bisa memberikan sumbangan berupa kajian dan pemikiran bagi pemerintah sekaligus mendidik mahasiswa untuk berperan aktif untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan.
Haris mengatakan, para mahasiswa memang tidak dibekali secara khusus untuk melakukan pemadaman kebakaran langsung seperti petugas pemadam kebakaran. Para mahasiswa diharapkan memberikan pencerahan kepada masyarakat, menyadarkan kembali pentingnya menjaga lingkungan dan membangkitkan semangat gotong royong untuk menanggulangi kebakaran secara kolektif.
"Mahasiswa bisa membantu membangkitkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat yang sekarang mulai surut, sehingga kalau ada kebakaran lahan bisa segera ditanggulangi bersama dan tidak menyebar," ujarnya.
Meski begitu, Haris menyadari memang tidak mudah bagi mahasiswa bisa langsung mengubah pola pikir masyarakat secara cepat. Karena itu, ia berpesan agar mahasiswa tidak melakukan konfrontasi langsung untuk memaksakan masukan mereka, melainkan bisa secara perlahan dan bertahap.
"Pada bulan pertama memang tidak bisa mahasiswa langsung memaksakan kepada warga, jadi harus berhati-hati di tengah masyarakat sana. Mungkin baru pada bulan kedua ketika sudah diterima dengan baik, upaya pendekatan baru bisa dilakukan," katanya.
Ia mencontohkan, Desa Tanjung Leban di Kabupaten Bengkalis yang menjadi binaan Universitas Riau sekarang sudah mulai terbuka dalam menerapkan pola bercocok tanam yang ramah lingkungan dan mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
Selain itu, ia mengatakan UR juga mengalami tantangan dari internal mahasiswa sendiri untuk melakukan kuliah kerja nyata. Menurut dia, pihaknya cukup kesulitan mencari mahasiswa tingkat akhir yang benar-benar bersedia melakukan kuliah kerja nyata di tengah masyarakat.
"Saya heran mahasiswa sekarang cenderung bersikap pragmatis. Kalau bisa kuliah lulus tanpa ikut kuliah kerja nyata," keluhnya. (ant/lis)
###
