PEKANBARU,UTUSANRIAU.CO -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah BI Provinsi Riau, berhasil memanen perdana percontohan Melon dan Jagung Manis di lahan milik BI.
Percontohan ini sebagai upaya memotivasi masyarakat Pekanbaru menjadi petani dengan memanfaatkan lahan tidur disekitarnya. Selain juga merangsang dunia perbankan untuk melirik permodalan pertanian tanaman pangan dan tidak saja tanaman keras.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI Provinsi Riau Mahdi Muhammad, dalam sambutannya saat acara panen perdana menyatakan, dasar BI membuat kebun percontohan ini adalah karena ekonomi Indonesia yang semakin berkembang akan tetapi masih tergantung kepada impor food dan energi.
"Dasarnya, Indonesia sekarang berada di posisi 10 besar ekonomi dunia, 10 tahun lagi jadi 3 besar dunia. Tetapi kita masih masalah di bidang food dan energi karena masih harus impor. Untuk mandiri kita harus bisa mengatasi masalah makanan dan energi," ujar Mahdi.
Menurut Mahdi, sepertinya dunia perbankan saat ini masih belum cepat tanggap ke sektor pangan karena masih tertarik ke tanaman keras. Makanya upaya Ini sebagai cara pengenalan teknologi ke petani.
"Ini adalah bagian dari revolusi pertanian dimana kita tidak tergantung pada tanah,dan alam. pertama hasilnya bagus. Ini harapan kita kalau ada generasi muda yang ingin mempelajari kan kita traning. Sementara untuk merangsang dunia perbankan dengan teknologi ini, perbankan akan tertarik karena resiko bisa di ukur, bahkan kalau patuh pada standar operasional(SOP) tidak ada kegagalan," papar Mahdi.
Ia mengakui awalnya mendapat pelajaran dari Universitas Islam Riau (UIR) jurusan pertanian. Ternyata hasilnya memuaskan.
"Dengan modal Rp50 juta untuk semua perlengkapan Kebun Hidroponik, maka dalam 70 hari sudah bisa panen dan balik modal. Hitung-hitungannya, jika modal Rp50 juta bisa untuk 2000 bibit. Setiap pohon menghasilkan 1 buah berukuran rata-rata 1 kg, dengan harga melon Rp25 ribu maka hasil di dapat inpas, sementara peralatan seperti Plastik UV tahan lima tahun, jaringan irigasi 10 tahun,untuk polibek berbahan media sabut kelapa bisa 4 kali tanam,"terangnya.
Mahdi menambahkan percontohan ini memiliki Target karena BI akan menularkan ilmunya kepada generasi muda putus sekolah yang berminat untuk di traning.
"kita akan terapkan ke petani, kita akan siapkan traning center akan di berikan certifikat. Tentunya bekerjasama dengan UIR dan pemprov serta Perbankan, dengan sertifikat juga diharapkan bisa memberikan keyakinan bantuan modal," tandasnya.
Lahan milik BI di Jalan Ronggowarsito yang dulunya lapangan tenis, kini di sulab menjadi kebun Melon. Pengerjaannya dilakukan dan dipraktekkan secara bersama-sama pegawai BI Riau.
Rektor UIR Detri Karya, dalam sambutan singkatnya mengakui kalah 1:0 dengan BI, pasalnya mereka yang mengajarkan ilmu hidroponik malah BI yang duluan panen. Diakuinya, tidak sepantasnya petani Riau miskin, jika ada pola pikir dan teknologi.
"UIR juga sudah memiliki kebun sayuran hidroponik, kini bermerek UIRA dipasok ke swalayan Pekanbaru.Tetapi untuk melon dan jagung UIR kalah 1:0 dengan BI karena UIR belum mulai, BI sudah panen," tandsnya.
Kadisbun propinsi Riau, Zulher, menyambut baik upaya ini, karena banyak lahan tidur milik petani yang kini tidak digarap karena mengandalkan tanaman sawit saja.
"Kita mendukung program BI ini karena bisa menjadi contoh bagi Pemda. Hanya Masalahnya pengenalan teknologi tidak cepat mengalir ke masyarakat," tandasnya.
Hasil Kebun Hidroponik Karyawan/ti Keluarga Besar KPW. BIProv.Riau ini rencananya akan di pasarkan ke supermarket besar di Pekanbaru .Akhir acara ditandai penyerahan hibah 1 unit mobil box dan 1unit sepeda motor di dari BI ke UIR untuk penunjang UIRA Agro Tek.(ra)
