UTUSANRIAU.CO, PEKANBARU - Sinergi berbagai pihak merupakan kunci utama untuk mewujudkan kesuksesan pencapaian target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Karena itu instansi terkait agar segera melakukan percepatan PSR guna mendukung percepatan realisasi program yang dicanangkan pemerintah ini," kata Sekretaris Komisi II DPRD Riau H. Sugianto, SH, saat reses dan sosialisasi PSR bersama PT. Buana Orbit Sejahtera (BOS) di Pelalawan dan Siak, Rabu (24/3/2021).
Dalam kegiatan yang langsung dihairi Dirut PT. BOS Antoni, Site Manajer Ban Hok tersebut, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Riau ini mengingatkan kepada perusahaan agar jangan sampai memberatkan petani sebagai peserta PSR."Jangan bebankan petani lagi, dana Rp30 juta per hektare sudah cukup itu. Kalau nambah palingan hanya Rp2,5 juta," tegas Sugianto.
Anggota DPRD Riau Fraksi PKB ini menambahkan, sebaliknya perusahaan bidang perkebunan sampai LC nya harus membantu dan mendukung persiapan, pelaksanaan, hingga pemantauan PSR pada perkebunan sawit rakyat.
"Perusahaan kami minta jangan justru memberatkan petani yang sudah menjadi peserta PSR. Jangan bebankan petani lagi, dana Rp30 juta per hektare sudah cukup itu. Kalau nambah palingan hanya Rp2,5 juta," ujar Sugianto kepada media ini.

Lebih lanjut Sugianto mengatakan bahwa PSR ini diyakini sebagai program strategis nasional. Tidak saja untuk meningkatkan produktivitas petani, namun juga meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit Riau.
"Banyak masalah yang mereka hadapi yaitu masuk dalam kawasan hutan, produktivitas rendah dan lain-lain.
Masa depan sawit ada di tangan petani. Karena itu pemerintah dan perusahaan swasta sekitarnya harus terjun mendampingi petani untuk memperbaiki semuanya," jelasnya.
Dikatakan Anggota DPRD Riau dua periode ini, pada kelapa sawit yang diutamakan perannya adalah penyuluh swasta dan swadaya. Peran mereka membangun model bisnis dengan skema kemitraan berkelompok, koperasi, dan pengelolaan.
Tentunya dengan menggabungkan petani sawit dalam kelompok, penyuluhan teknis budidaya dan panen, penyediaan sarana produksi, serta membuka akses pasar, penganekaragaman usaha.
"Peran penyuluh sangat penting bagi pemberdayaan petani sawit. SDM yang diperlukan pada perkebunan rakyat penyuluh dan pendamping kelompok tani, pada koperasi atau kelembagaan pengelola, krani administrasi dan keuangan, auditor internal. Peremajaan sawit rakyat pendamping tingkat desa, kecamatan dan kabupaten," paparnya di hadapan petani.
Kemudian, peran aktif dari Kepala Daerah di sentra kelapa sawit diperlukan untuk mendukung pelaksanaan percepatan peremajaan sawit rakyat di daerahnya.
Sementara Dirut PT. BOS, Antoni menyebut, sosialisasi peremajaan kelapa sawit ini sangat penting.
Sebab, peningkatan produksi kelapa sawit diharapkan dapat menjadi andalan sub sektor perkebunan dan diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian di daerah.
"Kami ingin bersama petani sawit di sini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan peremajaan perkebunan kelapa sawit.
Untuk mencapai peningkatan produksi, produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan perkebunan kelapa sawit, termasuk meningkatkan pemahaman para petani. Mari bersama kita sukseskan," ujarnya singkat.
Dalam kegiatan tersebut, petani terlihat begitu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan PSR yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Dalam kunjungan itu, Sugianto menemui langsung para petani di Kabupaten Siak, yakni Desa Empang Baru, Kecamatan Lubuk Dalam.
Untuk Desa Empang Baru, hadir Kepala Desa Empang Baru Partono AMA, tokoh masyarakat Mardiman, Penyuluh Pertanian Lapangan Susi, dan beberapa warga.
Untuk Desa Seminai, Kecamatan Kerinci Kanan, hadir Kepala Desa Salam dan sejumlah tokoh masyarakat.
Selanjutnya di Kabupaten Pelalawan, Sugianto menemui petani peserta PSR di Desa Surya Indah, Kec. Pangkalankuras, Kab. Pelalawan. Hadir tokoh masyarakat setempat Suratman dan tokoh pemuda Sugiatno.**Adv/Edward Pangaribuan
