UTUSANRIAU.CO, PEKANBARU - Untuk memulihkan sektor pariwisata di masa pandemi corona, Dinas Pariwisata provinsi Riau bersama Dispar kabupaten Siak menggagas Pembinaan manajemen bisnis kuliner bagi pelaku jasa boga di Kabupaten Siak.
Progam ini dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah Provinsi melalui Dispar Riau untuk membangkitkan kondisi sektor Ekonomi di bumi "Lancang Kuning" yang terpuruk akibat corona. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Ekonomi Kreatif Pariwisata Provinsi Riau ini berlangsung pada hari Selasa 15 s.d 17 Juni 2021 di Aula Grand Royal Hotel Siak.

Ket Foto : Para Peserta Pelatihan / Foto Dispar Riau
"Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan berbagai materi pelatihan yang diberikan yang tentu saja berfokus pada manajemen bisnis kuliner kepada para peserta yang merupakan para pelaku jasa boga yang ada di Kabupaten Siak".
Dengan harapan nantinya para pelaku kuliner di Siak tak hanya memiliki pasar lokal, namun mampu menembus pasar nasional bahkan internasional melalui manajemen bisnis pasar digital sehingga sistem pemasaran produk bisa lebih meluas.
Pelatihan manajemen usaha dengan melibatkan sejumlah pihak para pelaku di dominasi pelaku usaha jasa boga ini akan peroleh edukasi materi membahas seputar pemahaman pasar digital yang jadi tren dan bagaimana cara pelaku usaha ikut terlibat di ceruk bisnis yang di prediksi akan semakin menguat di masa mendatang.

Ket Foto : Kabid Ekonomi Kreatif, Amry Setiawan, S.TTP saat memberikan arahan
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Riau, Roni Rakhmat, S.TTP, M.Si menyatakan edukasi tersebut merupakan bagian bagian institusi dalam mendekatkan pelaku usaha kecil keranah baru tren pasar digital.
Ia menyatakan Kecendrungan soal pergeseran pasar yang kian masif dimana pasar konvensional beroleh saingan sangat kuat seiring perkembangan teknologi informasi.
"Nantinya para pelaku usaha tak hanya menjual produk via online namun juga mampu mempromosikan kualitas produk di segmen serupa. Tentu butuh kiat sendiri semisal bagaimana cara membuat paket promosi produk sendiri dengan piranti sederhana seperti telepon pintar, ungkap kadis.
Menurutnya, sebagus apapun kualitas produk nnatinya tergantung bagaiamana kita mensosialisasikannya.
Belakangan medsos sangat berperan. Pelaku usaha bisa memfaatkannya. Mereka bisa membuat "Jargon" untuk produk sendiri, merancang kemasan yang menarik atau bahkan membuka jejaring baru.
Dewasa ini bukan hal asing lagi, jika produk lokal khas daerah di jual sampai ke manca negara .Pelaku usaha berbasis manajemen moderen ditndai dengan penguasaan teknologi.
Kata Roni, Kita berharap, bahwa penguasaan teknologi sederhana plus membuat paket promo yang simpel itu kian memasyarakat termasuk di kalangan pelaku usaha kuliner di daerah. Karena salah satu materi pelatihan adalah masalah branding , packaging dan labeling. Bagaimana cara sederhana dalam menjual produknya.
Selanjutnya, Roni mengatakan bahwa materi pelatihan akan di awali dengan pengenalan sosok pasar digital dan prediksi pertumbuhannya. Bagian awal ini di harapkan akan memberikan sudut pandang baru untuk melahirkan visi dalam mengadopsi sistim manajemen bisnis pasar digital. Tiga hal yang membingkai pelatihan masing-masing pemaparan teori, praktek dan saling mendiskusikan topik.**ril/red /no
