UTUSANRIAU.CO, PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru melalui dinas Perhubungan Kota bekerja serius untuk menekan angka kemacetan dan polusi udara di Ibu Kota. Beberapa program unggulan terus dikebut untuk mengatasi masalah yang seolah menjadi momok menakutkan itu.
Sistim angkutan fider atau dengan inovasi sistim pengairan yang terhubung 6 unit kendaraan yang di siapkan untuk 11 koridor jemput perumahan menuju ke Halte Bus, itu dihitung hanya 1 tiket terusan.
Mobil itu nanti akan masuk ke perumahan dengan durasi 3 jam secara bergantian untuk satu bus, insyaallah masyarakat Kota Pekanbaru akan mendapatkan moda transportasi dengan biaya yang murah dan nyaman. Bahkan Proses rambu- rambunya sudah di siapkan.
"Salah satunya dengan program fider, integrasi antar moda transportasi umum. Program yang mengadopsi sistim moda transportasi di Jakarta ini, sudah di sosialisasikan kepada Walikota. Bahkan Walikota Pekanbaru merespon positif. Untuk di Pekanbaru ini yang menjadi pilot projectnya di wilayah panam. Daerah panam menjadi lokasi terpadat penduduk di Kota Pekanbaru, kata Kadishub Kota Pekanbaru," H. Yuliarso, S.TTP, M.Si kepada utusanriau.co beberapa waktu lalu di kantornya.
Tambah Yuliarso, nantinya kendaraan (Bus mini) melingkar yang mengelilingi satu titik di pusatnya, seperti halnya jaring laba-laba. Contohnya di perumahan Purwodadi, nanti masuk lagi diarea perumahan cipta karya dan perumahan kualu selanjutnya, bus mini akan menuju lokasi satu titik halte yang ada di wilayah cipta karya atau Kualu.
Menurutnya, seluruh armada nantinya akan diintegrasikan khususnya angkutan umum reguler, yaitu bus kecil, bus sedang, dan bus besar.Jadi warga tak perlu repot-repot lagi menunggu di halte yang bepergian ke pasar pusat atau sudirman, nanti akan ada kendaraan menjemput di rumahnya.
Sistem Pembayaran fider bertarif hanya di hitung satu terusan.Catatan lain adalah terkait okupansi atau jumlah penumpang. Okupansi bus TMP perlu ditingkatkan dengan mempercepat waktu tunggu di setiap halte, makanya pihaknya membuat inovasi baru dengan Fider.
Dari sisi okupansi mencapai 3 JT/tahun 2018 lalu, dengan tarif subsidi dari pemerintah. Untuk tahun 2020, mengalami penurunan mencapai 50 persen karena dampak pandemi Covid-19 tentunya sangat draktis karena aturan physical distancing penumpang bus regulasi di isi hanya 50 persen, untuk tarif 3.000 siswa umum 4.000, sisanya subsidi pemerintah.
Hingga saat ini, belum teralisasinya angkutan fider, guna menundukung peningkatan okupansi bus trans metro pekanbaru akibat terganjal anggaran.Tanda dukungan anggaran, angkutan fider akan sulit direalisasikan. “Sebab untuk menjalankan angkutan fider tersebut, membutuhkan subsidi cukup besar dari pemerintah kota pekanbaru,” jelas Yuliarso.
Untuk keseluruhan ,pihak dinas perhubungaan merencanakan ada 11 koridor Bus TMP yang memiliki angkutan fider, dengan perkiraan dana mencapai 3-4 milyard rupiah per tahun.
“Dinas perhubungan sudah mengusulkan anggaran itu dalam APBD 2021, hanya saja sampai saat ini belum ada titik terangnya,” kata Yuliarso .
Angkutan fider ini sebenanya untuk semakin mengefektifkan fungsi bus trans metero pekanbaru, pemerintah pengkajian terhadap feder ini sudah dilakukan sejak tahun lalu, dan ditargetkan tahun 2021 ini bisa terealisasi, harapnya.***no
