UTUSANRIAU.CO , JAKARTA- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I-2021 (Januari-Juli) hanya berkisar 3,1 sampai 3,3 persen. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi sempat kontraksi di kuartal I-2021 meski membaik di kuartal II-2021.
Pada kuartal I 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mencatatkan minus 0,7 persen. Sementara di kuartal II, Sri Mulyani tetap optimistis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen, sehingga membuat pertumbuhan positif selama enam bulan pertama.
"Keseluruhan semester I pertumbuhannya adalah di 3,1 hingga 3,3 persen, yaitu kuartal I minus 0,7 persen, kuartal II kita masih memperkirakan atau memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ada di sekitar tujuh persen," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, (5/7).
Dian menyampaikan, untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi di semester II-2021 akan sangat bergantung pada penanganan kasus Covid-19. Apalagi saat ini pemerintah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan kenaikan kasus covid-19.
"Kalau skenarionya itu akan cukup moderat yaitu bulan Juli sudah bisa dikendalikan dan Agustus sudah mulai ada aktivitas yang normal atau kemudian restriksinya dikurangi maka ekonomi masih bisa tumbuh diatas empat persen bahkan mendekati lima persen," ungkapnya.
Sebaliknya, apabila pembatasan melalui PPKM Darurat ini dilakukan lebih lama maka pertumbuhan ekonomi di semester II diprediksi terkontraksi empat persen. Kondisi ini yang menurut Sri Mulyani perlu diwaspadai oleh pemerintah ke depannya.
"Untuk itu, ketepatan imunitas yang bisa dimunculkan di masyarakat melalui vaksinasi menjadi sangat penting dan juga pelaksanaan protokol kesehatan, sehingga kondisi dari covid tetap bisa dikendilkan namun pemulihan ekonomi juga bisa dipertahankan," tandas dia.
Sumber: Merdeka.com /Liputan6.com
