Bangkinang, utusanriau.co - Kepala Bagian Hukum dan Humas, di Lembaga Kerapatan Adat Kampar (LAK) Kabupaten Kampar H Khaidir Yahya Datuk Paduko Ulak mengatakan bahwa makan Bajambau ini merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilaksankanan bila ada kegiatan kemasyarakatan atau acara makan bersama dirumah penduduk.
"Intinya makanan dihidangkan secara “bajambau” yang merupakan acara makan bersama dalam satu hidangan." ujarnya, di Bangkinang Kota, Rabu (05/02/2014).
Ditambahkannya, Jambau adalah peralatan tempat makanan siap santap yang lazim dikenal dengan sebutan Dulang Berkaki, atau talam. Satu Jambau biasanya disantap sebanyak Lima orang.
"Kalau hidangan Bajambau menggunakan Dulang Kaki Tigo, biasanya dhidangkan untuk penghulu-penghulu atau ninik mamak atau pejabat pemerintah," sebutnya.
Sedangkan tudung jambau berupa tudung saji yang bahannya berasal dari pelepah pohon pinang. Tudung Saji dihiasi dengan kain berwarna-warna plus manik-manik.
"Diluar Jambau tentunya ada nasi dalam wadah khas yang disebut Combong lengkap dengan sendoknya, ada air dalam teko atau cerek plus gelas secukupnya ," papar mantan Ketua Forum Wartawan Kampar ini. (arief)
