RENGAT,UTUSANRIAU.CO - Pelaksanaan ibadah dimalam Ramadhan nampaknya agak terusik dengan matinya lampu listrik dari PLN di sejumlah wilayah di Inhu. Akibatnya pelaksanaan shalat tarwih dan juga tadarusan di masjid-masjid menjadi terganggu.
Pelaksanaan tarwih malam pertama awalnya berjalan dengan lancar, namun tiba-tiba mati lampu listrik. Akibatnya pelaksanaan tarwih malam pertama serta tadarusan di masjid-masjid menjadi terganggu.
"Kondisi listrik yang mati saat pelaksanaan ibadah di malam Ramadhan tentunya sangat mengganggu sekali umat muslim yang menjalankan ibadah. Pada hal kerusakan yang terjadi sudah berlangsung cukup lama dan seharusnya dalam bulan Ramadhan sudah bisa diatasi PLN,”ungkap Mawardi, salah seorang warga kota Lirik Kec. Lirik Inhu, Minggu (29/6).
Menurutnya listrik yang mati mendadak di malam pelaksanaan tarwih pertama terjadi di beberapa desa seperti sidomulyo, Pasir Ringgit, Japura serta desa lainnya di Inhu. Hal ini seharusnya tidak mesti terjadi kalau pihak PLN sungguh-sungguh untuk mengatasi kerusakan pada mesin pembangkitnya.
Sebelumnya Ketua Komisi C DPRD Inhu Doni Rinaldi SE juga menilai bahwa pihak PLN lamban dalam mengantisipasi kerusakan pembangkit listrik yang terjadi. Semestinya menurut anggota dewan ini kerusakan sebelum bulan Ramadhan dapat diatasi sehingga tidak ada lagi pemadaman.
"Kerusakan yang terjadi pada pembangkit listrik milik PLN sudah berlangsung cukup lama sebelum memasuki bulan Ramadhan. Seharusnya dalam bulan Ramadhan sudah bisa diatasi, masa dalam dunia serba canggih saat ini tidak bisa diatasi dengan cepat, ada apa sebenarnya dengan PLN,’tanya Doni.
Seperti yang selalu disampaikan pihak PLN lewat media massa, pemadaman bergilir saat beban puncak ini disebabkan PLN Area Rengat mengalami devisit energi listrik akibat kerusakan sejumlah mesin pembangkit energi listrik. Baik di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Lirik maupun mesin-mesin di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat serta PLTD lainnya.**(ds)
###
.jpg)
