Ada Sentimen Positif, IHSG Bisa Lanjutkan Penguatan

Ada Sentimen Positif, IHSG Bisa Lanjutkan Penguatan

JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 6 poin. Hampir sepanjang hari IHSG berada di zona merah. Jelang penutupan, indeks melesat dan akhirnya ditutup di teritori positif.

Menutup perdagangan, Selasa (2/7/2014), IHSG berada di posisi 4.884,825. Menguat 6,243 poin atau 0,13%.

Wall Street bergerak menguat di awal kuartal III-2014, karena sentimen negatif penjualan otomotif yang menguat di AS dan juga penguatan industri manufaktur di Tiongkok.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, indeks Dow Jones naik 129,47 poin (0,77%) ke level 16.956,07. Lalu indeks S&P 500 naik 13,09 poin (0,67%) ke level 1.973,32. Kedua indeks ini mencetak rekor baru.

IHSG hari ini bisa melanjutkan penguatan karena banyaknya sentimen positif. Seperti dari kinclongnya Wall Street semalam, dan juga data surplus neraca perdagangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) semalam.

Sementara indeks Nasdaq naik 50,47 poin (1,14%) ke level 4.458,65.

Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:

    Indeks Nikkei 225 naik 73,48 poin (0,48%) ke level 15.399,68.
    Indeks Straits Times turun 13,03 poin (0,4%) ke level 3.242,64.

Berikut prediksi sejumlah analis:

Mandiri Sekuritas

Pasar saham AS berbalik arah menguat, seiring kenaikan data manufaktur dan penjualan mobil Paman Sam. Penguatan itu diapresiasi dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar +0,77% dan indeks S&P500 sebesar +0,67%.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh data manufaktur Tiongkok yang mengalami kenaikan signifikan. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 yang menguat sebesar +0,46%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI turun -0,04% ke level US$105,30 per barel. Sedangkan harga emas Comex menguat +0,02% ke posisi US$1.326,80 per troy ounce.

Dari dalam negeri, membaiknya data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia memberikan sentimen positif bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Seperti diketahui, inflasi Juni 2014 dirilis 0,43%, atau merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir secara berurutan di bulan yang sama.

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei 2014 membukukan surplus US$69,9 juta. Meskipun, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia Januari - Mei 2014 masih mengalami defisit sebesar US$824 juta. Kedepan, perhatian investor tertuju pada rilis suku bunga acuan (BI Rate) dan hasil pemilihan presiden yang sudah di depan mata. (detikfinance.com)

Berita Lainnya

Index