UTUSANRIAU.Co. PEKANBARU : Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Asosiasi Dinas Kesehatan Indonesia
(ADINKES) melaksanakan Lokakarya Kemitraan Dana Desa Terkait Pencegahan dan
Penanggulangan AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria Privinsi Riau (2-4/10/2023).
Dalam pelaksanaan Lokakarya tersebut dihadiri Dinas Kesehatan, Dinas PMD dan Pendamping Dana
Desa di 3 Kabupaten yakni Bengkalis, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Kabupaten Bengkalis Pendamping Desa yang diundang sebanyak 9 desa yakni Desa Senggoro,
Air Jamban, Gajah Sakti, Duri Barat, Duri Timur, Tambusai Batang Dui, Pematang Obo, Simpang
Padang dan Muntai Barat.
Narasumber dalam lokakarya tersebut berasal dari Kadinkes Pusat, KEMENDESA, DPMD
Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan DPMD Kabupaten Musi Rawas yang
merupakan praktek baik dalam penggunaan dana desa terkait PP AIDS-Tuberkulosis-Malaria
(ATM) di Kabupaten Musi Rawas.
Dalam Lokakarya tersebut disampaikan bahwa prioritas dana desa dapat digunakan untuk
kegiatan PP AIDS- Tuberkulosis- Malaria (ATM) dalam implementasi Permendesa PDTT Nomor
8 Tahun 2022 terkait Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk PP AIDS- Tuberkulosis -Malaria
(ATM).
Tiap-tiap desa akan membuat rencana kegiatan PP AIDS- Tuberkulosis- Malaria (ATM) dimasing-masing desa dengan harapan agar desa dapat memasukkan kegiatan ATM
tersebut pada anggaran dana desa tahun 2024.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bapak Ermanto, SKM.,MKM melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Irawadi, SKM.,MPH menyampaikan bahwa perlu saling bersama- sama lintas sector seperti DPMD melalui dana desa, CSR (swasta), BASNAS dapat
merencanakan kegiatan dan dianggarkan dalam mendukung PP AIDS- Tuberkulosis-Malaria
(ATM) seperti Penjaringan Suspek Tuberkulosis, Pemantauan Minum Obat TB, pemberian PMT
bagi penderita TB akUf, Penyuluhan HIV/AIDS& Tuberkulosis dan bantuan pangan/sembako kepada penderita TB akut.
Pemilihan 9 desa dari Kabupaten Bengkalis didasarkan kepada desa yang memiliki kasus TB yang paling banyak. Karena Penderita TB identik dengan sosial ekonomi yang rendah dan memerlukan pengobatan relatif lama (minimal 6 bulan) maka perlu pemantauan dan diberikan PMT sangat diperlukan agar proses penyembuhan sesuai jadwal pengobatannya.
Kemudian Irawadi menambahkan," HIV/AIDS penyebabnya pergaulan bebas pada kaula remaja perlu dilakukan sosialisasi secara menyeluruh tentang penyebaran HIV yang saat ini banyak terjadi pada usia produktif dan juga kepada Ibu Rumah Tangga." kata Kabid P2P.
Sementara itu penyakit menular Malaria Kabupaten Bengkalis bukan daerah endemis.
"Malaria kita patut waspada karena kita berdampingan dengan Kabupaten Rokan Hilir yang saat sedang terjadi peningkatan kasus Malaria di 3 Kecamatan Pasir Limau Kapas, Bagansiapiapi dan Sinaboi," tambahnya. **yulistar
