Bersama Baznas, Dispora Riau Bina Peternak Lebah Madu Kelulut Meranti

Bersama Baznas, Dispora Riau Bina Peternak Lebah Madu Kelulut Meranti
Penangkaran Lebah kelulut Pemuda Sungai Tohor Meranti

Ciri khas madu kelulut ialah berwarna tidak bening cenderung agak gelap. Rasanya pun unik, perpaduan antara manis, pahit, dan asam.

Melihat potensi itu, Dispora Riau mengajak pemuda dari Desa Sungai Tohor untuk berwirausaha. Namun, pemuda Desa Sungai Tohor tidak punya modal.

Kadispora Riau melalui Kepala Bidang (Kabid) Layanan Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau Helfandi, SE,M.Si, mengatakan, ketiadaan modal membuat para pemuda itu hendak merantau ke Malaysia.

Ket Foto: Pemuda Sungai Tohor Meranti saat melakukan Proses pembuatan sarang Lebah Kelulut

Namun, setelah melakukan konsultasi, Dispora Riau mendorong pemuda Desa Sungai Tohor untuk budidaya lebah madu kelulut. Pihak desa dan kecamatan merekomendasikan sepuluh orang. Setelah dilakukan survei bersama Baznas dan kabupaten, maka kondisi sepuluh orang itu memang kurang mampu.

Lalu pihak desa dan kecamatan membuat surat keterangan tidak mampu dan mengajukan proposal ke Gubernur Riau. Proposal itu melewati Dispora, kemudian Dispora merekomendasikan ke Baznas.

“Proposal memang tujuannya ke Gubernur Riau, tapi masuk ke kita karena ada tembusan buat Dispora,” kata Helfandi, Jumat kemarin (22/12/2023) di kantornya.

Sekira dua bulan kemudian, Baznas tanpa didampingi Dispora melakukan survei lapangan. Seluruh calon penerima binaan dipilih Baznas tanpa campur tangan Dispora. Berlanjut ke pembuatan tempat penangkaran.

Untuk modal, sepuluh pemuda terpilih dari Desa Sungai Tohor diberi bantuan hampir 90 juta Rupiah. Namun, tak hanya berhenti sampai di situ. Nantinya, Dispora juga akan melakukan pemantauan.

“Sejauh ini kita masih dapat laporan. Kabarnya sudah mulai masuk lebah ke dalam penangkaran. Bersarang dia. Dia memang harus ada induknya. Mudah-mudahan bisa lebih banyak.” ujar Helfandi.

Adapun tujuan utama dari program ini agar pemuda Desa Sungai Tohor tidak menganggur. Pun dapat mengurangi angka pengangguran. Sebab jika berhasil, mereka bisa mengajak warga desa lainnya untuk budidaya lebah madu kelulut.

Menurut Helfandi, sepuluh pemuda terpilih nantinya bisa jadi pemuda pelopor. Mereka bisa menginspirasi pemuda lain untuk memerhatikan persoalan lingkungan, melihat potensi, dan membudidayakan kearifan lokal, seperti lebah madu kelulut.

Helfandi berharap, usaha budidaya lebah madu kelulut berhasil. Ia bersama Kepala Dispora Riau, Bobi Rachmat juga sudah berencana untuk meninjau langsung. **warno

Halaman :

Berita Lainnya

Index