BENGKALIS,UTUSANRIAU.CO -- Lampu colok yang merupakan tradisi masyakat Muslim di Kabupaten Bengkalis dalam bulan Ramadhan yang sudah ada sejak zaman dulu, awalnya merupakan alat penerang berupa obar pada zaman dahulu yang di susun di sepanjang jalan menuju ke surau ataupun mesjid di bulan ramadhan karena pada waktu itu listrik belum ada.
"Untuk festival lampu colok ini, hanya 1 kali dalam setahun dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis melalui Disbudparpora akan lakukan penilaian menara dan motif nuansa seni yang digambarkan dan hasilnya bagi pemenang akan meraih jutaan hadiah yang di terima, " kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Bengkalis H. Eduar melalui Kabid Kebudayaan Syamsul, Selasa (8/7/2014).
Festival lampu colok yang memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat dalam Bulan Ramadhan itu, lanjut Syamsul agar tidak hilang di bumi Bengkalis ini, hal itu di buktikan, baru mau memasuki Ramadhan saja, para pemuda sudah mulai mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan menara dan lampu colok.
"Selain sudah menjadi tradisi, Pemda Bengkalis melalui Dinas kita, festival lampu colok ini sudah kita masukkan dalam kelender wisata, dan festival lampu colok tahun ini sudah di tentukan, mulai dari bentuk kontruksi bangunan yang tingginya minimal 3,5 meter dari jalan, "ungkpanya.
Selain itu, ungkap Syamsul. bangunan aspek penilaian juga berkaitan dengan aspek keamanan yang terdiri dari lebar kontruksi gerbang dan tetap menjaga kebersihan di sekitar menara, juga pihak Disbudparpora telah tentukan aspek kriteria yang masuk dominan penilaian.
"Dalam festival colok tahun ini panitia juga telah menyiapkan hadiah berupa uang pembinaan, untuk tingkat kecamatan bengkalis 1 kelompoknya Rp. 3,5 juta, sementara pemenang 1 untuk 8 Kecamatan dari 8 kelompok masing-masing Rp. 5 juta, pemenang kedua masing-masing Rp. 4 juta dan terakhir untuk pemenang ketiga masing-masing Rp. 3 juta rupiah, " (adv/bp)
###
