Komisi IV DPR RI Tinjau Kawasan Sentra Salai Ikan Patin di Kampar

Komisi IV DPR RI Tinjau Kawasan Sentra Salai Ikan Patin di Kampar

KAMPAR,UTUSANRIAU.CO -- Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja dalam Masa Persidangan IV tahun 2013-2014 di Kabupaten Kampar, sejumlah lokasi dijadikan tempat kunjungan, seperti kawasan sentra salai ikan patin di wilayah Kecamatan XIII Koto Kampar yang dikenal dengan Minapolitan di Kabupaten Kampar, Selasa (15/7/2014).

Tepatnya, di Desa Koto Mesjid ini memang sangat dikenal dengan kampung patin sentra salai ikan patin dan pada umumnya menjadi penghasilan serta pendapatan andalan bagi masyarakat setempat.

Kunker dan reses ini dipimpin langsung oleh Ketua Firman Soebagio, Djoko Udjianto, Anggota Mohammad Jafar Hafsah, Hj Tetti Kadi Bawono, Ian Siagan, Hj Nurliah, Hj Nurokmah Ahmad Hidayat, Sudin, H Ma'amur Hasanuddin, HB Nabiel El Musawwa, Hj Dewi Koriyati, H Hendra S Singkaru, H Wan Abu Bakar, Jazilul Fawaid, Abdul Wachid.

Rombongan dari Komisi IV DPR RI ini disambut langsung oleh Bupati Kampar yang diwakili Asisten II Bidang Kesra H Charussyah, Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kampar, Camat XIII Koto Kampar dan Kades Koto Mesjid.

Ketua rombongan Kunker dan Komisi IV DPR RI Firman Soebagio dalam paparannya menyampaikan bahwa tujuan kunker tim komisi IV DPRI ke Kabupaten Kampar ini merupakan tugas komisi sebagai fungsi dalam pengawasan aggaran yang dialokasikan pada tahun 2013 dan 2014.

"Kita Komisi IV ingin mengetahui secara langsung sejauh mana dan bagaimana pemanfaatan anggaran serta program yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan. Kami sepakat program yang ada di Minapoliitan mesti dikembangkan dengan konsep pemasaran yang bisa bersaing dengan daerah lain bahkan negara lain," ujarnya.

Dijelaskannya, sejauh ini, di negeri ini kebanyakan suatu produk yang bisa dihasilkan secara banyak, tetapi terus mengalami masalah dalam pemasaran. Hal tersebut disebabkan lemahnya daya saing harga.

"Karena harga barang yang kita produksi lebih mahal ketimbang dengan harga luar dan negara lain disebabkan bahan baku didaerah kita yang relatif tinggi," katanya.

Lanjut Firman, untuk itu bahan produksi mesti perlu adanya bantuan dan dukungan baik dari pemda setempat maupun dari pusat.


Sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Slamet Suebjakto dalam sambutannya mengharapkan bahwa produksi ikan salai pati yang terdapat di daerah ini, mesti harus bantu untuk kembangkan.

"Sebab pada kawasan-kawasan yang perkembangan ekonomi khususnya dalam bidang perikanan seperti akan meningkatkan ekonomi masyarakat dan menyerat tenga kerja," ujarnya saat mendamping kunker Komisi IV dan reses masa persidangan IV DPR RI tahun 2013-2014 di kawasan Minapolitan, Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar.

Menurutnya, daerah kawasan Minapolitan telah tumbuh terintergrasi sentra-sentra produksi pengolahan Ikan. "Biasanya 80 persen masyarakat untuk mengembangkan budidaya dan produksinya masih mnggunakan peralatan tradisional," tuturnya. (rief)

Berita Lainnya

Index