Pekanbaru, utusanriau.co - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau, Emrizal Pakis usai dilantik munggu kedua bulan Februari 2014 ini berencana akan membahas persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke VIII 2014. Diantaranya membahas cabang olahraga renang.
Paslanya, Cabang olahraga renang merupakan salah satu cabor yang tidak dipertandingkan pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke VIII 2014 di Kabupaten Indragiri Hulu.
"Ada dua pemikiran satu pemikiran dari Kabupaten atu Kota berharap di pertandingkan sedangkan tuan rumah tidak siap untuk itu," jelasnya.
Hal ini dilakukan tentunya setelah kabinet KONI Riau yang dinahkodai dilantik minggu kedua Februari ini. Mengingat kepengurusan KONI yang baru hingga saat ini belum dilantik.
Seperti diketahui 8-10 November 2013 lalu dibahas dalam rapat anggota tahunan KONI Provinsi Riau ada 17 cabor yang akan dipertandingkan tersebut yakni, bola voli, bola basket, atletik, bulutangkis, catur, karate, kempo, pencak silat, sepakbola/futsal, sepak takraw, taekwondo, tarung derajat, tenis meja, tenis lapangan, tinju, dayung dan panjat tebing.
"Tujuh belas cabor ini apakah memang sudah benar-benar final atau seperti apa. Tentu nanti harus ada musyawarah lagi. Karena untuk menemukan jalan keluarnya perlu adanya musyawarah," lanjutnya.
Karena sejauh ini ada beberencana Koni Kabupaten/Kota melalukan boikot jika cabor renang ini tidak dipertandingkan. Misalnya saja KONI Pekanbaru yang berencana akan melakukan boikot bila cabang olahraga (cabor) renang tidak dipertandingkan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII di Kabupaten Indragiri Hulu tahun ini.
"Yang jelas seperti yang saya katakan tadi ini harus dibawa kedalam musyawarah," jelasnya lagi.
Bahkan, Rencana KONI Pekanbaru yang akan melakukan boikot mendapat dukungan dari cabor dayung. Dukungan memang tidak menyarankan KONI Pekanbaru untuk memboikot.
Justru dayung mendukung agar cabor renang di pertandingkan di Porprov Inhu nanti. Alasannya, renang merupakan olahraga yang wajib di ajang multi event olahraga yang harus dipertandingkan. (ur1)
