SELATPANJANG,UTUSANRIAU.CO -- Dapat dipastikan jika anjloknya harga jual komoditi pertanian karet masyarakat, bukan saja berimbas kepada menurunya daya beli masyarakat,namun paling fatal berimbas kepada menurunya animo orang tua dimeranti dalam menguliahkan anaknya keperguruan tinggi yang ada dipekan baru maupun daerah lain.
Hal ini disampaikan langsung oleh Rudi juru bicara persatuan pelajar dan mahasiwa/I kepulauan meranti di pecan baru ketika menghadiri open hause dikediaman wakil bupati kepulauan meranti H Masrul Kasmy pada selasa(29/7) petang yang sempat menjadi topik perbincangan hangat antara pengurus mahasiwa dan orang nomor dua di kabupaten ini.
“Sebagaimana informasi yang saya dapat langsung dari tetangga tetangga dikampung kampung,Bahwasanya penurunan harga jual komodity pertanian khususnya penurunan harga jual getah (ojol) dimeranti akhir-akhir ini, dampaknya bukan saja mereka rasakan terhadap menurunya daya beli warga masyarakat kita dipasaran guna membeli berbagai kebutuhan hidup sehari hari," Ungkap Rudi yang di iyakan oleh seluruh mahasiwa/I dan pelajar yang hadir.
Lanjut Rudi lagi, seperti yang disampaikan oleh para orang tua kita di kampung kampung serta adik adik kita yang seharusnya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi setelah tamat sekolah menengah atas sederajat,mereka banyak sekali yang akan mengurungkan niatnya menguliahkan anak-anaknya,karena mereka mengaku kesulitan dana yang akan dipergunakan untukbiaya anak-anaknya masuk kuliah diberbagai universitas yang ada di riau maupun perguruan tinggi didaerah lain termasuk yang sudah berencana kuliah di luar negeri.
Dengan menurunya secara drastic harga jual ojol oleh masyarakat,pada umumnya hasil jerih paya mereka dari menorah getah hanya mampu dimanfaatkan untuk membeli barang kebutuhan sehari hari,bahkan ada diantara warga kita yang beralih profesi dan menghentikan aktifitasnya yang selama ini digeluti,jadi uang hasil noreh mereka tidak sempat ditabung guna untuk menguliahkan anak-anaknya.
"Untuk itu,kami selaku generasi penerus dikabupaten paling bungsu di riau ini,sangat mengkhawatirkan jika persoalan ini terus dibiarkan tanpa ada sikap nyata dari pemda,dan kami berharap pemda turun tangan menyikapi permasalahan ini,setidaknya mencari jalan solusi sehingga tidak menjadi permasalahan yang berlarut larut,inilah yang kita perlukan selaku masyarakat," pungkasnya.
Menyikapi keluhan orang tua yang ada dikampung kampung terkait menurunya harga getah didaerah ini,Wakil Bupati kepulauan meranti H Masrul Kasmy kepada perwakilan mahasiwa dirinya sejak awal mengaku mewanti wanti hal ini jangan sampai menjadi persoalan yang rutin dihadapi oleh masyarakat,mengingat 65 persen jumlah penduduk meranti mengandalkan komoditi pertanian,baik itu karet,sagu,kopi dan aneka pertanian lainya,
“Sejak awal sudah saya sampaikan dibeberapa kesempatan,saya sangat khawatir dengan sering anjloknya harga jual getah dan komoditi pertanian masyarakat,masyak harga getah dunia naik,kok dimeranti malah turun,inikan ada pihak-pihak yang bermain dalam menentukan harga jual getah,dulu sebelumnya harga getah perkiloramnya antara Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu,tapi seiring banyaknya jumlah produksi bahan baku getah guna kebutuhan aneka prodak di pasaran dunia, tak taunya pada moment tertentu harga getah diwilayah kita malah menurun,ini ada yang salah," tegasnya.
Menurut Masrul kasmy, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemdakab dalam hal mengatasi persoalan tersebut,misalkan saja mendirikan pabrik karet,namun bukan semudah membalikan telapak tangan untuk mendatangkan investor guna membangun pabrik karet diwilayah ini, karena kita perlu menyiapkan seluruh prasaran yang ada dan mendukung operasional,misalkan saja perlunya dibangun sarana air yang cukup,listrik yang memadai,dan insfratuktur jalan maupun fasilitas penunjang lainya.
"Dan ini perlu waktu dan biaya yang besar, solusi lain nya tidak menutup kemungkinan pemerintah daerah bekerja sama dengan pengusaha dalam membeli dan menjual ojol tersebut kepabrik,sehingga harga jual pun dapat terkontrol sesuai dengan harga pasar,dan keterlibatan pemerintah disini tidak mematikan usaha yang ada,namun posisinya hanya sebatas pendamping guna menstabilkan harga agar tidak menimbulkan kerugian dikalangan petani," jelasnya.
"Sebab jika persoalan anjloknya harga jual berbagai komoditi pertanian didaerah ini tidak ditangani secara serius,saya yakin dampaknya sangat luas,dan salah satunya akan terhambatnya upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat,guna berpacu mendukung percepatan pembangunan diwilayah ini,dan persoalan ini memang tidak bisa di biarkan begitu saja,"ucapnya.(def)
