PELALAWAN,UTUSANRIAU.CO -- Seiring semakin dekatnya pelaksanaan keberangkatan para Jamaah Calon Haji (JCH) Pelalawan, Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan melakukan pemantauan kebugaran atau pemeriksaan kesehatan tahap kedua kepada sebanyak 183 para JCH Pelalawan yang akan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
"Ya, pada hari Rabu pagi kemarin (6/8), kita telah melakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua bagi 183 orang calon jemaah haji Pelalawan dengan melakukan pemberian vaksin. Dan pelaksanaan pemberian vaksin itu dilakukan di Puskesmas Pangkalan Kerinci," terang Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) kabupaten Pelalawan dr Endid R Pratiknyo melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dr Rafles pada media ini, Kamis (6/8/2014).
Rafles menjelaskan, para JCH diberikan suntikan vaksin meningitis (radang selaput otak), Imunisasi meningitis dan influeza yang merupakan persyaratan wajib untuk mendapatan visa sesuai ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi bagi semua JCH.
"Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi jamaah dari penularan penyakit meningitis selama 3 tahun. Selain itu untuk mencegah penularan antar jamaah haji dari seluruh dunia serta mencegah penularan meningitis kepada keluarga di tanah air," bebernya.
Dari data yang ada pada tahun ini, sambungnya, sebanyak 183 JCH yang akan berangkat untuk melaksanakan pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2014 ini.
"Dari data keseluruhan sebanyak 87 JCH laki-laki dan 96 JCH perempuan. Dan 36 orang yang berumur 60 tahun keatas JCH kita yang resiko tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan secara intensif. Sedangkan JCH ini didominasi oleh warga dari kecamatan Ukui sebanyak 96 orang dan Pangkalan Kerinci ada 87 orang yang berangkat ketanah suci Makkah," paparnya.
Untuk ibu yang usia subur, lanjutnya, maka diberikan obat untuk menunda halangan (menstruasi). Namun demikian, bagi JCH perempuan yang positif hamil sebelum keberangkatan secara otomatis akan batal untuk berangkat.
"Jika JCH hamil, maka secara otomatis tidak berangkat, karena tidak bisa diberikan suntikan menigitis dan influenza soalnya akan berpengaruh pada janin. Kalau hal itu terjadi, maka Kementerian Agama bisa merekomendasikan pada Dinas Kesehatan untuk tidak memberangkatkan JCH tersebut," ujarnya.
Ditambahkannya, bahwa dengan memberikan perhatian serius terhadap kondisi kesehatan bagi setiap para JCH selama menunaikan ibadah haji, maka diharapkan fisik dan mental mereka selama menjalankan ibadah suci akan tetap terjaga dan terpelihara. Sehingga dengan begitu, selain ibadah para JCH jadi tidak terganggu dan yang lebih terpenting adalah para JCH ini tetap sehat sampai pulang ke kampung halamannya masing-masing dan menjadi Haji yang mabrur. (ur2)
