PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Universitas Riau kedatangan 8000an mahasiswa baru untuk angkatan 2014 ini. Dimulai dengan Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-69 di lapangan Faperta UNRI, yang dipimpin oleh Rektor terpilih Universitas Riau, yang masih menjabat sebagai Wakil Rektor I, Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA. Acara dilanjutkan dengan penyerahan mahasiswa baru ke fakultas masing-masing, oleh masing-masing Dekan Fakultas, Minggu (17/8/2014).
Acara dilanjutkan dengan pengenalan kelembagaan tingkat universitas, sekaligus sosialisasi kepada calon mahasiswa penerima beasiswa bidik misi di Gedung Auditorium PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) atau akrab disebut Gedung Grand Gasing, yang mulai dibangun sejak 2008, namun tak selesai-selesai pembangunanya hingga hari ini.
Awalnya masalah kalasikal, yakni anggaran tidak memadai, selanjutnya kisruh kepemilikan tanah UNRI 17,6 hektar (termasuk Gedung Gasing) yang disengketakan oleh PT Hasrat Tata Jaya (HTJ). Sampai proses Peninjauan Kembali di Mahakamah Agung juga masih
memenangkan gugatan PT HTJ terkait kepemilikan tanah ini. Aroma mafia tanah, mafia hukum dan peradilan sangat kental dengan kasus ini, karena berdasarkan SK Badan Pertanahan Nasional (BPN), tanah ini adalah milik Pemerintah Provinsi Riau dan Kemendiknas RI sejak tahun 2002.
Terlepas dari itu, hari ini BEM UNRI menginisiasi untuk menggunakan gedung PKM yang tak jadi-jadi dan belum jelas juntrungan akhirnya ini, untuk pengenalan kelembagaan tingkat universitas sekaligus sosialisasi kepada calon maahasiswa penerima beasiswa bidik misi Universitas Riau. Karena memang, diusianya yang ke 52 tahun ini, UNRI tidak memiliki gedung yang mampu menampung ribuan
mahasiswa. Awalnya, gedung PKM inilah tempat bergantung agar mahasiswa dapat melakukan berbagai kegiatan akademisnya, sampai pada kegiatan ekstrakurikuler. Namun, harapan itu, seakan masih jauh dari harapan.
"Kita menginisiasi penggunaan gedung PKM ini. Dikarenakan memang UNRI hanya punya gedung pertemuan yang berkapasitas 500 orang. Jangankan untuk PMB (Penyambutan Mahasiswa Baru), SEMINAR AKBAR, dan lain lain. Untuk WISUDA saja, tenda masih menjadi pilihan tempat berteduh para orang tua sarjana” ujar Eko Jatmiko, Ketua Panitia PMB Universitas Riau.
"Hal ini tentu berbanding terbalik, dengan apa yang terjadi di Istana Negara sekarang, Presiden SBY melaksanakan Upacara HUT Kemerdekaan RI dengan biaya sebesar 11, 3 Miliar Rupiah. Presiden seakan bermewah-mewahan dalam kegiatan seremonialnya, tanpa sensitif dengan keadaan rakyatnya.
###Gubernur Riau juga seolah tak sensitif dengan kampus kebanggaan masyarakat Riau ini, masak dalam RAPBD Perubahan 2014, beliau mengusulkan pembangunan gedung BIN. Padahal institusi sentral miliki pemerintah pusat, pastilah sudah ada pos anggarannya untuk itu”, tambah Zulfa Hendri, Presiden Mahasiswa Universitas Riau.
Dalam kegiatan ini, terlihat mahasiswa berteatrikal membawa keranda, tanda matinya nurani para pemimpin negeri ini. Kemudian, ada pengumpulan uang koin dari mahasiswa yang ditujukan untuk pembangunan Gedung PKM Unri. (rilis)
###
