Perempuan Indonesia Dinilai Masih Alami Diskriminasi Gender

Perempuan Indonesia Dinilai Masih Alami Diskriminasi Gender

JAKARTA, UTUSANRIAU.CO - Sudah 69 tahun Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan bangsa asing, namun kondisi kaum perempuan bangsa ini dinilai masih belum sejalan dengan semangat kemerdekaan dan demokrasi. Direktur eksekutif Megawati Institute Musdah Mulia menilai masih ada diskriminatif terhadap perempuan dalam praktik demokrasi di Indonesia.

"Founding mother kita sangatlah hebat, pemikiran-pemikiran mereka sangatlah relevan. Komitmen pendiri bangsa ini sangat jelas, membangun Indonesia yang plural dan damai, tanpa ada diskriminasi apapun," ujar Musdah.

Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada Launching Buku dan Pidato Kebudayaan bertema 'Masa Depan Keindonesiaan Kita' di Gedung Joeang '45, Jl Menteng Raya, Jakpus, Sabtu (23/8/2014). Ada lima buku terbitan Megawati Institute yang diluncurkan dalam acara tersebut. Kelima buku itu berjudul 'Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender', 'Kemuliaan Perempuan Dalam Islam', 'Memoria Indonesia Bergerak', 'Selamatkan Ibu Selamatkan Bangsa', dan 'Udah Kenal Dengan Pendiri Indonesia?'.

"Acara ini bertujuan merefleksikan perjalanan kita sebagai bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelima buku yang dilaunching ini menggambarkan kondisi Indonesia saat ini," kata guru besar UIN Jakarta ini.

Musdah menjelaskan, kelima buku tersebut memiliki pesan untuk menyegarkan kembali pemikiran para pendiri bangsa dan mewujudkan kesetaraan gender dalam demokrasi kita. Menurutnya, perempuan saat ini masih mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam kehidupan sosial masyarakat.

"Perda pelarangan keluar malam bagi perempuan menjadi bukti bagaimana perempuan dibelenggu kebebasannya. Padahal, Islam adalah agama yang memberi tempat mulia untuk perempuan. Islam tegas menentang dan melawan diskriminasi dan penindasan," dia mencontohkan.

Lanjutnya, program launching buku ini sangat penting untuk mengingatkan kita masyarakat Indonesia tentang pendiri bangsa ini yang terdiri dari sosok seorang perempuan.

"Semua persoalan ini hanya bisa selesai bila seluruh komponen masyarakat kembali ke semangat kebangsaan dalam Bhinneka Tunggal Ika," tutupnya. (detiknews.com)

Berita Lainnya

Index