Riset Membuktikan Olahraga Lari Bisa Cegah Penyakit Jantung

Riset Membuktikan Olahraga Lari Bisa Cegah Penyakit Jantung
ilustrasi###

UTUSANRIAU.CO - Lari atau jogging kini menjadi olahraga yang tren di kalangan anak muda. Selain tidak perlu mengeluarkan biaya, berlari dapat dilakukan secara rutin dengan waktu yang fleksibel dan kalori yang dikeluarkan pun lebih maksimal. Tak hanya membakar kalori, lari pun memiliki manfaat kesehatan.

Menurut penelitian yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Kardiologi di Amerika Serikat, berlari dengan kecepatan yang konstan atau tidak berubah dalam waktu beberapa menit dapat mencegah risiko kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung.

Penelitian yang dalam waktu 15 tahun ini dilakukan kepada lebih dari 55.000 orang dewasa berusia antara 18 sampai 100 tahun. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kesehatan mereka secara keseluruhan, meliputi apakah mereka berolahraga dan berapa lama mereka hidup.

Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang rutin olahraga lari memiliki risiko kematian sebesar 45% lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular dibanding orang-orang yang jarang berlari.

Faktanya para pelari rata-rata bisa bertahan hidup tiga tahun lebih lama daripada mereka yang tidak berlari. Riset ini juga melihat usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, merokok dan kebiasaan meminum alkohol responden.

"Ini sangat penting untuk dicatat," ucap Dr. Warren Levy selaku dokter ahli jantung dan kepala medis di Rumah Sakit Virginia Heart, bagian utara Virginia, Amerika Serikat. "Walaupun dengan semua faktor negatif seperti obesitas, perokok dan penderita diabetes, mereka yang mengalami obesitas tetapi melakukan kegiatan berlari, memiliki kemungkinan kecil untuk meninggal akibat penyakit jantung daripada yang tidak berlari. Hal ini juga berlaku untuk perokok dan orang yang menderita diabetes," jelasnya lagi.

Kecepatan dan frekuensi dari rutinitas berlari ini tidak membuat perubahan yang terlalu signifikan. Sebuah data menunjukkan bahwa pelari pemula yang berlari kurang dari 51 menit atau hanya dua kali perminggu masih memiliki risiko kematian lebih rendah daripada mereka yang tidak berlari.

D.C Lee yang merupakan penulis utama dari penelitian ini dan asisten profesor di Iowa State University, Amerika serikat, mengatakan bahwa orang-orang yang berlari kurang dari satu jam per minggu memiliki angka kematian sama dibandingkan orang-orang yang berlari lebih dari tiga jam per minggu.

Namun, para peneliti tidak mendapati bahwa konsistensi dalam berlari adalah kunci utamanya. Mereka justru menemukan bahwa peserta yang berlari secara konsisten selama enam tahun atau lebih mendapatkan paling banyak keuntungan. Salah satunya adalah memiliki risiko kematian 29% lebih rendah dari segala macama penyebab kematian dan 50% lebih rendah akibat penyakit jantung atau stroke.

Ada banyak penelitian yang telah menunjukkan manfaat olahraga untuk jantung. Tetapi penemuan ini adalah salah satu yang paling terbesar untuk menunjukkan efek positif dari berlari, terutama untuk orang-orang yang jarang melakukan olahraga.

"Keterbatasan waktu menjadi salah satu hambatan terkuat untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang memerlukan fisik, penelitian ini dapat memotivasi lebih banyak orang untuk mulai berlari dan sebagai tujuan utama dari kesehatan," ujar asisen profesor di Iowa State University, D.C Lee.

Menurut lembaga American Heart Association, aktivitas berlari dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar gula serta mengurangi risiko terkena diabetes. Berlari juga dapat melindungi lapisan terdalam dari pembuluh darah, menjaga dinding sel tetap utuh sehingga mengurangi risiko penyumbatan atau gumpalan pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Dr. Warren Levy yang juga senang dengan kegiatan berlari mengatakan, sebelum melakukan rutinitas berlari, orang-orang biasanya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, terutama jika mereka memiliki kondisi dengan penyakit tertentu. (wolipop.com)

###

Berita Lainnya

Index