PEKANBARU, UTUSANRIAU.CO - Minggu (28/9) lusa, Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Pekanbaru melaksanakan Musyawarah lokal (Muslok). Kegiatan sehari ini dilaksanakan di aula kantor Camat Limapuluh, Jalan Sultan Syarif Kasim.
Ketua Panitia Muslok, Masril Guci didampingi Sekretaris Muslok, H. Hendro Ekwarso, M.Si, Jumat (26/9) di Sekretariat Daerah Orari Riau, Jalan Soetomo mengatakan Muslok ke-9 ini beragendakan pemilihan ketua dan pengurus Orari Lokal Pekanbaru masa bakti 2014-2017.
"Didalam AD/ART muslok merupakan forum tertinggi dalam organisasi. Pemilihan pimpinan tiga tahun kedepan ditentukan di kegiatan ini. Masa kepengurusan yang lama sudah berakhir sejak 2012 lalu. Selama dua tahun ini terjadi kekosongan kepengurusan. Nah kita akan aktifkan kembali kepengurusan lewat Muslok ke-9," ujar Masril.
Masril mengatakan, Muslok akan diikuti 200 anggota aktif yang masih memiliki call sign. "Seluruh persiapan Muslok sudah fix termasuk undangan," kata Masril sembari menambahkan kegiatan ini akan dibuka oleh pengurus Balai Monitoring Frekuensi dan Spektrum.
Terkait teknik pemilihan ketua menurut Masril akan dirumuskan saat Muslok esok. Ada dua teknik pemilihan, bisa dilakukan secara langsung, satu orang satu suara dan bisa juga dilakukan melalui formatur. "Untuk itu saya mengimbau kepada call signer (anggota) untuk hadir di kegiatan penting demi kelangsungan roda organisasi hobi ini," pesan Masril.
Sementara itu, Sekretaris Orari Daerah Riau, Adri mengatakan, Muslok Pekanbaru ini merupakan bagian dari persyaratan untuk pelaksanaan Musda Oradi Riau, 2 November 2014 esok. "Sama dengan kepengurusan lokal Pekanbaru yang mati suri, begitu juga dengan kepengurusan daerah. Orari Daerah Riau belum bisa melaksanakan Musda karena baru tiga orari lokal yang aktif yakni Dumai, Duri dan Bangkinang. Sementara persyaratannya untuk daerah bisa musda minimal harus punya empat pengurus lokal," katanya.
Adri mengatakan, jumlah kepengurusan Orari lokal di Riau mengalami penurunan yang cukup drastis. Dari 18 kepengurusan yang tersebar di 12 kabupaten/kota kini hanya tinggal empat kepengurusan saja. Begitu juga dengan jumlah keaggotaannya.
"Ini menjadi 'PR' bagi kami untuk memasyarakatkan kembali Orari di tengah-tengah masyarakat. Target kami Orari Lokal terbentuk di setiap kabupaten/kota di Riau," tegas Adri. (lis)
###
