Bengkalis, utusanriau.co - Masyarakat Bengkalis ternyata tidak hanya dihadapkan persoalan karhutla dan serangan asap selama musim kemarau dalam bulan bulan terakhir, tapi juga dihadapkan kekurangan iar besih, lantaran stok air bersih di tempat-tempat penyimpanan sudah habis
Sebagian warga kota Bengkalis sejak seminggu terakhir sudah mulai membeli air galon (isi ulang) untuk kebutuhan memasak, sedangkan untuk mandi dan mencuci sebagian masih bisa menggunakan air sumur di rumah masing-masing
Seperti dikatakan mbah Citro, warga Senggoro, Bengkalis, Kamis (13/2/14/) pada wartawan bahwa. untuk kebutuhan mandi dan mencuci, persediaan air sumur di rumahnya masih mencukupi, hanya saja untuk kebutuhan masak dan minum, persediaan air hujan di tempat penampungan sudah sangat menipis
“Untuk mandi dan mencuci masih bisa menggunakan air sumur, tapi untuk masak dan minum persediaan sudah sangat tipis. Tidak ada cara lain selain membeli air isi ulang, terpaksa rogoh kocek lebih dalam lagi,” kata mbah Citro
Mbah Citro dan sejumlah warga Bengkalis terbilang masih beruntung dibanding sejumlah warga desa Jangkang dan Sungai Alam, misalnya yang dialami warga dusun Parit Tiung, Jangkang, Kecamatan Bantan yang sudah berminggu-minggu yang lalu mereka membeli air isi ulang untuk kebutuhan dapur
"Kami yang berpenghasilan pas-pasan tak mungkin terus menerus membeli air galon untuk di masak atau di minum. Mau tidak mau harus mengambil air di sumur masjid yang jaraknya sekitar dua kiloan meter dari rumah," ungkap ibu rumah tangga Boinah
Sementara itu di daerah ini sendiri sebetulnya telah tersedia fasilitas sumur air bersih Pamsimas yang baru saja selesai di bangun. Sayangnya, fasilitas dengan kondisi yang baru itu sama sekali tidak dapat dimanfaatkan maksimal untuk masyarakat guna memenuhi kebutuhan air bersih pada saat seperti ini
"Padahal pembangunannya telah menelan anggaran ratusan juta rupiah. Tapi kemarau macam ini kok tak dapat difungsikan. Katanya mesin rusak, tapi baru selesai dibangun, "ujar Mukhtar salah seorang warga setempat
Kondisi tidak jauh beda juga dirasakan sejumlah masyarak desa Sungai Alam. Sumur-sumur yang ada di rumah mereka sudah tidak bisa digunakan, karena airnya sudah terkontaminasi dengan air laut aliss asin. Untuk mandi saja tidak bisa apalagi untuk masak dan minum
Sebagian warga harus mengambil air ke bagian darat, atau di jalan baru menuju Selatbaru. Walau lokasinya lumayan jauh, mau tak mau warga harus tetap mengambilnya. “Terus terang kami tak sanggup membeli air galon tiap hari. Satu galon berapalah, untuk masak dan minum satu hari sudah habis,” keluh Roslah warga Sei Alam. (bp)
