BENGKALIS, UTUSANRIAU.CO -- Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis kembali mendapat tanggapan tak sedap dari sejumlah pasiennya. Pasalnya, RSUD Bengkalis memberi pelayanan kesehatan BPJS dengan tarif harga obat yang memberatkan pasien.
Selain tarif atau harga obat yang diresepkan doker di RSUD Bengkalis dinilai mahal oleh pasien. Masyarakat pasien dibuat bingung para petugas medis yang melayani BPJS. Bingungnya pasien, disebabkan tim medis menyarankan pasien yang butuh darah menyiapkan kantong darah sendiri.
Hal itu diutarakan salah seorang keluarga pasien, Anto (29) warga Bengkalis mengaku, bahwa salah seorang keluarganya yang mendapat perawatan di RSUD Bengkalis dibikin bingung tim medis.
"Keluarga saya masuk rumah sakit, saya bingung pak. Saat keluarga saya itu butuh darah, lalu saya carikan pendonor. Eh, malah sebelum donor, medis menyarankan menyediakan kantong darah, sementara bentuk kantong darah itu saya tidak tahu, dan harus mencari dimanapun saya tidak tahu, apakah kantong darah itu tidak tersedia lagi di RSUD itu, "keluh Anto, Sabtu (29/11/14).
Saking paniknya, sambung Anto, dirinya berusaha mencari keliling Bengkalis, dari apotek satu ke apotek namun tak juga didapat. Sehingga salah seorang rekannya yang dihubungi berusaha manawarkan kantong darah, dengan catatan harus mengganti dengan imbalan uang atau dibeli dengan harga Rp 500 ribu sebanyak 5 kantong.
"Kantong itu saya beli seharga Rp 500 ribu, tapi saya minta kuitansi tidak dikasi. Ya namanya butuh tetap saya beli asalkan darah yang di donorkan bisa disimpan di kantong darah itu. Apakah ini sebuah pelayanan yang baik, saya minta agar hal ini diklarifikasi oleh media, supaya keluhan kami didengar pemerintah, "katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Bengkalis dr. Zulkanaen saat dikonfirmasi, mengakui habisnya stok sebagian obat-obatan di RSUD itu dikarenakan belum dikirimnya oleh rekanan (kontraktor,red) yang menang tender pengadaan di bulan September 2014 lalu.
"Sebagian obat-obatan belum masuk, bagimana bisa terlayani dengan baik, pemenang tender pengadaan baru dilaksanakan bulan 9 (sembilan), begitu juga kantong darah juga habis, soal kantong darah ada baiknya tanya ke PMI, "pinta Zulkarnaen.
Ia mengaku, obat-obatan saat ini sebagian harus diresepkan, karena tidak tersedia di RUSD dan hanya tersedia di Apotek di Bengkalis, "ya itulah kondisinya, mau bagaimana lagi, "tandasnya.
Disisi lain, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Bengkalis H. Usman Effendi saat dihubungi, terlihat kaget saat mendengar kantong darah habis, sebab dirinya akui dari pihak RSUD belum menginformasikan masalah ini ke PMI.
Kendati dalam penyediaan darah atau donor darah, RSUD menjalin kerjasama dengan PMI, dimana PMI hanya menyediakan tenaga atau pendonor, serta proses donor darah.
"Kita hanya menyediakan tenaga, dan mencari pendonor. Kalau soal kantong donor, itu wewenang RSUD, karena kita tidak dibenarkan melaksanakan tender atau mengadakan kantong darah, "ungkap Usman Effendi.
Mantan anggota DPRD Bengkalis ini juga menyebutkan, sepantasnya soal kantong darah itu ditanyakan langsung ke pihak RSUD, sehingga jelas apa kendalanya, sebab kantong darah itu tidak sembarangan diperjualbelikan.
"Setahu saya, apotek di Bengkalis tidak ada yang menjual kantong darah dan tidak sembarang diperjualbelikan, sebab itu nanti saya akan coba tanyakan hal ini ke RSUD, dan Selasa nanti saya koordinasikan ke sana, "ungkap Usman Effendi berjanji yang saat ini mengaku sedang berada di Pekanbaru. (bp)
###
