Bengkalis, utusanriau.co - Kabut asap yang menyelimuti Bengkalis semakin menunjukkan kekhawatiran warga akan kesehatan, terutama dimalam hari. Kabut asap tersebut menyesakkan saluran pernafasan, akibatnya banyak warga Bengkalis pada malam hari memilih untuk tidak keluar rumah.
Dengan otomatis, kondisi tersebut membuat jalan protokol di kota Bengkalis pada malam hari terlihat sepi dari kendaraan berlalu lintas.
Begitu juga karhutla hingga sampai saat ini semakin tak terbendung, misalnya karhutla yang terjadi di jalan Bantan desa Senggoro-Bengkalis, dari sejumlah lahan sampai hari ini, Kamis (13/3/14) masih belum dapat ditanggulangi, meskipun kebakaran tersebut sisa dari kebakaran pada tiga hari lalu.
Menurut warga Bengkalis Sukardi, mengatakan bahwa kabut asap pada malam hari lebih tebal disbanding disiang hari hingga sampai menyesakkan dada, yang asap akibat karhutla tersebut sampai masuk ke dalam rumah dan selain mengganggu pernafasan juga menimbulkan mata memerah dan terasa pedih.
Terjadinya karhutla yang lebih parah dbanding tahun sebelumnya ini, perlu dijadikan pengalaman terakhir, makanya pada pihak terkait untuk melakukan upaya kedepannya agar tidak ada lagi terjadi karhutla lagi dengan bekerjasama antara Aparat dan Pemerintah yang melibatkan masyarakat tempatan.
"kalau memungkinkan pihak Pemda dengan kepolisian perlunya membentuk Intel ditingkat Desa, sebab jika tidak dilakukan, saya yakin tahun berikutnya jika menghadapi kemarau akan terjadi lagi karhutla dan mungkin akan lebih parah lagi, yang disebabkan karhutla ini pada awalnya saya yakin dari akibat orang orang yang tidak punya tanggung jawab,"ujar Sukardi mengakhiri. (bp)
###
