Titik Api di Cagar Biosfer Riau Masih Membara

Titik Api di Cagar Biosfer Riau Masih Membara
ilustrasi###

BUKITBATU, UTUSANRIAU.CO - Kebakaran lahan di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau masih membara tetapi Satgas Operasi Terpadu Tanggap Darurat Asap Riau tetap menarik sekitar 1.000 personel TNI karena menilai kebakaran dan asap sudah bisa ditanggulangi.
        
Berdasarkan pantauan Antara yang ikut dalam survei titik api menggunakan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa, sedikitnya tiga titik api masih membara di kawasan cagar biosfer yang berada di Kabupaten Bengkalis. Dua titik api berada di zona inti cagar biosfer, sedangkan satu titik api kebakaran paling besar berada di kawasan penyangga.
        
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu memiliki luas 178.722 hektare yang pembentukannya digagas oleh perusahaan industri kehutanan Sinar Mas Forestry Group dan mendapat pengakuan dari UNESCO pada 2009. Cagar biosfer itu menyatukan dua kawasan konservasi, yakni Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil seluas 84.967 ha dengan Suaka Margasatwa Bukit Batu seluas 21.500 ha yang kemudian menjadi zona inti.
        
Sedangkan, konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi dari Sinar Mas Group juga termasuk dalam kawasan penyangga berupa hamparan kebun akasia yang membentuk seperti sabuk. Hamparan luas lahan gambut yang terbakar di kawasan penyangga cagar biosfer kini terlihat hangus menghitam, dan asap besar terus mengepul dari kawasan hutan tanaman industri (HTI) yang juga berada di kawasan yang sama. Dua helikopter bantuan BNPB jenis Sikorsky dan Camov terlihat bolak-balik menjatuhkan bom air di area HTI yang masih membara.
        
Namun, dua helikopter yang bisa menampung hingga 4.000 liter bom air itu terlihat tak sanggup menanggulangi kebakaran di area HTI yang terlalu luas. Bahkan, kedua heli itu terlihat sangat kecil di tengah kepulan asap dari lahan yang terbakar di bawahnya. Kebakaran tersebut juga terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh puluhan personel TNI yang diterjunkan ke daerah itu. Mereka mendirikan sejumlah tenda untuk bermalam di tengah area HTI.
        
Sementara itu, dari atas helikopter BNPB juga masih terlihat jelas aktivitas pembalakan liar berlangsung di zona inti cagar biosfer. Di sepanjang kanal di tengah hutan alam itu masih terdapat gubuk-gubuk bertenda terpal warna biru yang di sekitarnya terdapat tumpukan kayu-kayu yang sudah diolah menjadi papan.
        
Tumpukan kayu juga masih terlihat di tengah rimbunnya pohon yang oleh pembalak dialirkan ke kanal menggunakan rel terbuat dari kayu. Lokasi pengumpulan kayu ilegal itu berada di titik koordinat N 01 derajat 26 41.9" dan E101 derajat 38 10". Tempat tersebut cukup jauh dari lokasi penimbunan kayu yang sudah dibakar oleh personel Satgas Pasukan Darat.
        
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret memerintahkan operasi terpadu Tanggap Darurat Asap diintensifkan selama tiga pekan dengan target seluruh kebakaran dan asap padam hingga 4 April mendatang. Salah satu fokus utama Satgas Darurat Asap adalah pemadaman di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang mengalami kebakaran besar akibat aktivitas perambahan lahan dan pembalakan liar.
        
Sementara itu, data Satgas Darurat Asap pada Selasa petang menyebutkan pantauan citra satelit NOAA-18 kembali menunjukan nihil titik panas (hotspot) di Riau. Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh citra satelit Terra dan Aqua. Selain itu, kualitas udara berdasarkan indeks pencemaran udara kini dalam kualitas sehat dan tidak ada lagi yang tergolong berbahaya.
        
"Untuk itu, maka tongkat estafet akan diserahkan kepada Gubernur Riau. Sebanyak 1.000 personel Pasukan Reaksi epat Penanggulangan Bencana dari TNI akan ditarik kembali pada Jumat tanggal 4 April nanti," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam pesan singkatnya kepada Antara. (antarariau.com)

###

Berita Lainnya

Index