UTUSANRIAU.CO, RENGAT - Beberapa hari belakangan sebagian besar wilayah Kab Inhu mulai diselimuti kabut asap. Diduga berkabutnya wilayah Inhu tersebut akibat terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karhutla).
Udara terasa bau asap pembakaran pada pagi hari menjelang terbitnya matahari. Serta udara terasa panas menyengat meskipun matahari tidak bersinar terlalu panas.
Berdasarkan pantauan satelit ada beberapa titik panas ataupun hotspot dalam wilayah Inhu. Satgas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Inhu selanjutnya meninjau titik panas atau hotspot tersebut yang diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan..
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu Agus Widodo kepada wartawan, Rabu (31/7) di Pematangreba membenarkan bahwa pihaknya sudah turun kelapangan. Guna memastikan hotspot yang muncul dan terdeteksi tersebut karhutla atau bukan.
Menurutnya, tinjauan dilakukan di Desa Sei Akar, Kecamatan Batang Gansal, Inhu dengan titik koordinat E 102.54019928 dan S 1.10400292. Satgas KPBD Inhu melakukan patroli sekaligus mengecek lokasi sebagai tindaklanjut dari aplikasi Lapan Fire Hotspot yang mendeteksi munculnya titik panas dengan tingkat kepercayaan 74 persen. Ini mengindikasikan munculnya karhutla di lokasi tersebut.
Satgas KPBD Inhu juga mengecek lokasi karhutla di salah satu desa, Kecamatan Rengat Barat di koordinat E 102.367477417 dan S 0.176096722684. "Aplikasi Lapan Fire Hotspot mendeteksi adanya hotspot dengan tingkat kepercayaan 55 persen yang mengindikasikan titik api atau karhutla," tuturnya.
Pada sore hari sekitar pukul 17.00 wib, Kamis (1/8) terlihat kabut asap mulai turun disebagian wilayah Kec. Lirik dan sekitarnya. Udarapun tidak lagi terasa segar karena sudah berbau asap pembakaran. **das
###
