PELALAWAN,UTUSANRIAU.CO -- Sebagai bentuk kepedulian perusahaan akan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pada Senin kemarin (2/6/2014), Masyarakat Peduli Api (MPA) se Kecamatan Pelalawan secara resmi dikukuhkan oleh Camat Pelalawan, Djoko Purnomo di aula kantor Kecamatan Pelalawan.
Pembentukan sekaligus pengukuhan MPA ini langsung disertai dengan pelatihan adalah merupakan kerjasama yang dilakukan oleh PT Selaras Abadi Utama (SAU) bersama mitra kerjanya yakni PT Madukoro, CV Tuah Negeri, CV Mutiara Lestari, CV Alam Lestari dan CV Harapan Jaya bersama unsur Upika Kecamatan Pelelawan beserta Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Pelalawan.
Pada kesempatan tersebut, Perwakilan Manajemen PT Selaras Abadi Utama (SAU), H Suparjo mengatakan, bahwa kegiatan sosialisasi dan pembentukan MPA merupakan salah satu jawaban atas pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Karena itu, perusahaan berupaya memfasilitasi dan memberikan bekal pelatihan pada masyarakat mengingat resiko kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau sangat tinggi, salah satunya dengan pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA).
"Meskipun MPA sudah terbentuk, namun tetap saja potensi kebakaran hutan dan lahan dirasakan masih sangat tinggi karena pengetahuan masyarakat tentang dampak kebakaran hutan masih sangat minim. Dan sudah menjadi rahasia umum, jika kebakaran hutan dan lahan terjadi karena ulah oknum masyarakat yang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Dan kabut asap hasil kebakaran tentu saja akan merugikan masyarakat, apalagi anak-anak yang harus diliburkan sekolahnya karena asap,” Jelas Suparjo.
Karena itu, sambungnya, dalam mencegah munculnya Karhutla, PT SAU bersama mitra kerja selalu menerapkan zero burning dalam melakukan pengelolaan lahan mengingat kerugian dari kebakaran hutan sangat merugikan dilihat dari berbagai aspek manapun.
Hal yang kurang lebih sama disampaikan juga oleh Camat Pelalawan, Djoko Purnomo. Menurutnya, sebenarnya munculnya titik api itu karena ulah tangan manusia. Pihaknya juga berharap, dengan dibentuknya MPA di Kecamatan Pelalawan itu maka potensi kebakaran dapat diminimalisir."Kami sangat berharap tahun depan tidak ada lagi kebakaran," tandasnya.
Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) melalui Kabid Penanggulangan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan BLH Pelalawan, Widiyani, mengatakan bahwa sampai saat ini jumlah titik api dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pihaknya mencatat, selama periode Januari hingga April 2014 terdapat sebanyak 381 titik api. Berbeda dengan periode Januari 2013 silam yang hanya terdapat 78 titik api.
"Dan penyebab kebakaran hutan dan lahan lebih banyak terjadi akibat ulah oknum masyarakat saat membuka lahan yang tidak terkendali. Kalau kami mengamati, 99 persen kebakaran hutan dan lahan terjadi akibat ulah manusia. Masyarakat maunya dengan cara instan dan cepat yakni dengan membakar. Kita juga mencatat bahwa selama ini kebakaran hutan dan lahan terjadi karena munculnya sengketa lahan baik itu antar masyarakat maupun masyarakat dengan perusahaan," ujarnya.
Pada hakekatnya, lanjutnya, pemadaman api akibat kebakaran hutan dan lahan merupakan antisipasi terakhir. Pasalnya, yang menjadi faktor yang paling utama adalah upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Untuk itu, upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan harus ada partisipasi masyarakat dan tentu saja harus ada hubungan yang sinergi baik masyarakat, pemerintah maupun perusahaan.
"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan serta tindakan yang melanggar hukum, hal ini juga merugikan masyarakat umum. Dan apabila ditemukan lahan yang terbakar segera laporkan kepada pihak terkait untuk dilakukan pemadaman," tandasnya.
Di akhir sosialisasi, sebanyak 90-an warga yang tergabung dalam MPA Kecamatan Pelalawan melakukan simulasi pemadaman dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan juga menggunakan mesin pompa bertekanan tinggi. Selain dibekali dengan sosialisasi dan pelatihan, peserta MPA juga diberikan atribut pemadaman baik itu seragam, topi, sepatu bot dan mesin pompa bertekanan tinggi untuk menunjang aktifitas MPA. (ur2)
