UTUSANRIAU.CO, BENGKALIS - Setelah diamankan 43 orang WNA Bangladesh dan 10 orang PMI dan satu tersangka di Mapolres Bengkalis. Pihak Polres Bengkalis melakukan koordinasi dengan Imigrasi Bengkalis dan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) di Dumai untuk segera memulangkan ke negara asal atau daerah masing-masing.
Kasatreskrim Polres Bengkalis AKP Muhammad Reza melalui Kanit 1 Satreskrim Polres Bengkalis Ipda Dodi Ripo Saputra ditemui wartawan ditempat penampungan sementara 50 orang (43 orang WNA Bangladesh dan 10 PMI) di lapangan tembak Polres Bengkalis mengatakan ," Kami sedang tindak lanjuti proses penyelidikan terhadap tersangka ED (22) dan 43 WNA Bangladesh kita sedang berkoordinasi ke pihak Imigrasi Bengkalis dan 10 pekerja migran Indonesia kita sudah menghubungi BP2MI," terang Dodi. Rabu (28/09).
Ditempat penampungan sementara tersebut pihak polres Bengkalis tetap melakukan penjagaan ketat 24 jam untuk menjaga 43 WNA Bangladesh dan 10 PMI di wilayah Mapolres Bengkalis.
" Selama di penampungan sementara kami tetap melakukan pelayanan ke mereka baik itu makan minum dan kesehatan kita jaga dan kemaren ada 1 WNA Bangladesh yang sakit tidak mau makan kita upayakan tetap makan agar mereka tetap terjaga kesehatannya dan ini kami kerja ikhlas," ungkap Kanit 1 Satreskrim.
WNA Setor Perorang Rp.45 juta
Jalil Gajie (37), salah satu WNA Bangladesh yang bisa berbahasa melayu mengatakan mereka rata-rata menyetor ke agen di negara asal (Bangladesh) 300.000 Taka dikonversikan ke Rupiah mencapai Rp. 44.69 juta dengan tujuan ke Bali Indonesia dan sudah terkatung-katung hampir satu bulan
" Kami dari tanggal 05/09 berangkat ke Kuala lumpur dengan paspor resmi dan dari sana berangkat ke Jakarta dan kami di tampung di sana kemudian diberangkatkan ke Pekanbaru melalui darat dan beberapa hari di Pekanbaru lalu diberangkatkan ke Dumai dan sampailah di desa Tanjung leban Kecamatan Bandar Laksamana Bengkalis," terang Jalil WNA Bangladesh tersebut.
Dan kemudian ia mengatakan untuk biaya keberangkatan tersebut hampir semua WNA Bangladesh ini menjual tanah, utang ke bank bisa dan kehidupan di negara asal sebagai buruh sayuran pertanian mengumpulkan uang 300.000 Taka diberikan ke agen di Bangladesh.
" Kami berharap bisa kembali ke negara kami karena agen sudah membohongi kami dan kami pun tidak di terima Malaysia dan kami terkatung-katung dan berharap bisa dipulangkan ke Bangladesh," harap Jamil mewakili saudara-saudaranya.
Sebelumnya 10 pekerja migran Indonesia yang mayoritas dari Aceh mengatakan ada yang sudah pernah bekerja di Malaysia karena ada panggilan dari majikan di Malaysia untuk bekerja kembali.
" Saya bersama kawan-kawan ada 5 orang dari Bireuen Aceh dan kami sebagian pernah bekerja di Malaysia kami hanya bayar ongkos dari Aceh ke Medan dan setelah ditempatkan di penampungan kami diberangkatkan ke Dumai," kata Mardie(27).
Untuk warga Indonesia yang mau ke Malaysia dari agen atau penyalur dikenakan biaya Rp 3 juta - 5 juta.
Pihak Polres Bengkalis memperkirakan keberadaan ke 53 orang baik 43 WNA Bangladesh dan 10 PMI di barak penampungan tidak begitu lama." Kita harapkan 2 sampai 3 hari kedepan mereka bisa kami tampung dengan adanya koordinasi dengan pihak Imigrasi Bengkalis dan BP2MI bisa mengembalikan mereka ke daerah asalnya," ujar Dodi Ripo Saputra.**(yulistar)
